6 Penyebab Resesi Ekonomi, Bagaimana dengan Indonesia?

Sabtu, 16 Juli 2022 07:21 WIB

Siap-siap Resesi, Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Kuartal III Kembali Terkontraksi.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia Sri Mulyani mewaspadai potensi resesi yang menghantui Indonesia disebabkan berdasarkan survei terbaru Bloomberg, seperti dilansir dari Antara, Indonesia menduduki peringkat 14 dari 15 negara di Asia yang kemungkinan mengalami resesi ekonomi.

Sri Mulyani menuturkan seluruh instrumen kebijakan akan digunakan, baik kebijakan fiskal, moneter, sektor keuangan, hingga regulasi lain untuk mengawasi kemungkinan resesi tersebut, terutama regulasi dari korporasi di Tanah Air.

Dalam survei tersebut kemungkinan Indonesia mengalami resesi ekonomi ialah sebesar tiga persen. Sedangkan negara yang menempati posisi pertama ialah Sri Langka dengan potensi resesi 85 persen.

Di bawah Sri Langka disusul pula oleh Selandia Baru dengan persentase 33 persen, Korea Selatan 25 persen, Jepang 25 persen, dan China 20 persen. Lantas, apa sebenarnya resesi itu?

Dikutip dari bisnis.com, resesi merupakan perlambatan atau kontraksi besar-besaran dalam kegiatan ekonomi. Penurunan pengeluaran yang signifikan umumnya menyebabkan resesi.

Advertising
Advertising

Terdapat beberapa indikator yang menunjukkan tanda-tanda resesi, misalnya banyak penduduk yang kehilangan pekerjaan, perusahaan memproduksi lebih sedikit penjualan, serta pengeluaran atau output ekonomi negara secara keseluruhan turun.

Penyebab Resesi Ekonomi

Berikut beberapa fenomena umum yang dapat menyebabkan terjadinya resesi menurut bisnis.com

1. Guncangan ekonomi yang terjadi tiba-tiba

Misalnya masalah yang datang tiba-tiba yang dapat menimbulkan kerusakan finansial yang serius. Salah satu contohnya wabah virus Covid-19 yang mematikan ekonomi di seluruh dunia.

2. Banyaknya Utang

Saat memiliki terlalu banyak hutang, baik itu individu maupun bisnis, biaya untuk membayar utang dapat meningkat pada titik di mana mereka kesulitan membayar tagihan. Meningkatnya utang dan kebangkrutan kemudian dapat membalikkan perekonomian.

3. Gelembung aset

Ekonomi yang buruk dapat terjadi pula saat keputusan investasi di dorong oleh emosi. Investor dapat menjadi terlalu optimis jika perekonomian kuat. Namun saat gelembung itu meletus, panic selling dapat menghancurkan pasar sehingga menyebabkan resesi.

4. Inflasi tinggi

Sesungguhnya inflasi bukanlah hal yang buruk, namun inflasi yang berlebihan dapat membahayakan. Bank Central AS bisa mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, dan suku bunga yang lebih tinggi menekan aktivitas ekonomi.

5. Deflasi berlebihan

Walaupun resesi dapat disebabkan oleh inflasi yang tak terkendali, deflasi dapat menyebabkan sesuatu menjadi lebih buruk lagi. Deflasi ialah saat harga turun dari waktu ke waktu, yang menyebabkan upah menyusut, kemudian menekan harga. Ketika lingkaran umpan balik deflasi lepas kendali, orang dan bisnis berhenti mengeluarkan uang sehingga merusak ekonomi.

6. Perubahan teknologi

Memang penemuan baru dapat meningkatkan produktivitas dan membantu perekonomian, namun kemungkinan ada periode penyesuaian jangka pendek untuk terobosan teknologi baru.

Pada abad ke-19, ada gelombang peningkatan teknologi hemat tenaga kerja. Revolusi Industri membuat seluruh profesi menjadi usang, memicu resesi dan masa-masa sulit. Saat ini beberapa ekonom khawatir bahwa Artificial Intellegence (AI) dan robot dapat menyebabkan resesi lantaran pekerja kehilangan mata pencarian.

ANNISA FIRDAUSI

Baca: Indonesia Bepotensi Alami Resesi Ekonomi, Sri Mulyani: Kami Waspada

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

3 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

17 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya