Bank Indonesia Diprediksi Naikkan Suku Bunga di Bulan September dan Desember

Selasa, 12 Juli 2022 16:02 WIB

Aktivitas pelayanan penukaran mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2020. Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup berbalik menguat 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.625 per dolar AS pada Selasa (4/8) sore. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Mirae Aset Sekuritas Rully Wisnubroto memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate dua kali di semester II 2022 masing-masing 25 basis poin (bps).

“Bank Indonesia diperkirakan meningkatkan suku bunga di September dan Desember masing-masing sebanyak 25 bps sehingga BI 7 Day Reverse Repo Rate akan berada di posisi 4 persen pada akhir 2022,” kata Rully dalam Mirae Asset Second Semester Market Outlook 2022 yang dipantau di Jakarta, Selasa 12 Juli 2022.

Menurutnya, Bank Indonesia akan mulai mempertimbangkan meningkatkan suku bunga acuan ketika inflasi inti telah mencapai 3 persen year on year, yang diperkirakan akan terjadi pada September.

“Sejalan dengan kondisi perekonomian yang akan mengalami akselerasi di semester II, kami memperkirakan inflasi inti akan mengalami kenaikan,” katanya.

Pada Juni 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi mencapai 4,35 persen year on year, tetapi inflasi inti baru mencapai 2,36 persen yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan pangan. Adapun kenaikan harga bahan pangan tersebut lebih disebabkan oleh gangguan pasokan sehingga kenaikan suku bunga acuan BI memang sebaiknya ditahan.

Advertising
Advertising

“Menurut kami, inflasi sampai Juni 2022 memang lebih efektif diatasi bukan dengan meningkatkan suku bunga acuan, tetapi memperbaiki distribusi,” katanya.

Saat ini konsumsi masyarakat memang sudah membaik dibandingkan saat pandemi COVID-19, tetapi konsumsi tersebut belum kembali kepada level sebelum pandemi.

Rully pun mengapresiasi langkah BI yang masih menahan peningkatan suku bunga acuan dan upaya pemerintah untuk menjaga pasokan bahan pangan, termasuk melalui diplomasi dengan negara penghasil bahan pangan utama.

“Kemarin Presiden Jokowi sudah mengunjungi Ukraina dan Rusia untuk memperlancar pasokan bahan-bahan makanan agar suplai global tidak terhambat, jadi berbagai cara telah dilakukan pemerintah,” katanya.

Baca: Bank Indonesia: CBDC Cocok sebagai Alat Tukar dalam Ekosistem Terdesentralisasi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

PMI BI Turun, Kadin: Tanda Bahaya Pelaku Ekonomi

1 hari lalu

PMI BI Turun, Kadin: Tanda Bahaya Pelaku Ekonomi

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, penurunan PMI-BI menjadi tanda bahaya bagi pelaku ekonomi.

Baca Selengkapnya

6 Kritik Kebijakan Ekonomi Jokowi: Rupiah Terpuruk hingga Membengkaknya Utang

1 hari lalu

6 Kritik Kebijakan Ekonomi Jokowi: Rupiah Terpuruk hingga Membengkaknya Utang

Di akhir masa jabatan, Presiden Jokowi meninggalkan sejumlah persoalan ekonomi. Mulai dari merosotnya nilai tukar rupiah hingga membengkaknya utang.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Suku Bunga dan Dampak Kenaikannya?

2 hari lalu

Apa Itu Suku Bunga dan Dampak Kenaikannya?

Bagaimana kenaikan suku bunga dapat memengaruhi kondisi finansial seseorang?

Baca Selengkapnya

Mulai Desember BI akan Gratiskan Biaya Transaksi QRIS Hingga Rp 500 Ribu bagi Pedagang

2 hari lalu

Mulai Desember BI akan Gratiskan Biaya Transaksi QRIS Hingga Rp 500 Ribu bagi Pedagang

Bank Indonesia bakal menggratiskan biaya merchant QRIS hingga Rp 500 ribu mulai 1 Desember 2024 untuk mengerek daya beli masyarakat

Baca Selengkapnya

Pertengahan Oktober, Penyaluran KUR Dekati 80 Persen dari Target Rp 300 Triliun

2 hari lalu

Pertengahan Oktober, Penyaluran KUR Dekati 80 Persen dari Target Rp 300 Triliun

Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) menyebut penyaluran program pembiayaan KUR hingga 15 Oktober hampir mencapai 80 persen dari target 2024.

Baca Selengkapnya

Lampaui Target, JMFW 2025 Resmi Ditutup dengan Transaksi Potensial USD 20,4 juta

2 hari lalu

Lampaui Target, JMFW 2025 Resmi Ditutup dengan Transaksi Potensial USD 20,4 juta

JMFW 2025 menampilkan lebih dari 1.000 koleksi fesyen dari 239 jenama lokal.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Tegur Pedagang yang Menolak Pembayaran Tunai: Melanggar Undang-undang

2 hari lalu

Bank Indonesia Tegur Pedagang yang Menolak Pembayaran Tunai: Melanggar Undang-undang

Bank Indonesia menegaskan bahwa setiap pedagang harus menerima pembayaran dari konsumen secara tunai maupun nontunai

Baca Selengkapnya

Neraca Dagang RI Surplus USD 3,26 Miliar, Kepala BKF Sebut Hilirisasi Menunjukkan Hasil Positif

2 hari lalu

Neraca Dagang RI Surplus USD 3,26 Miliar, Kepala BKF Sebut Hilirisasi Menunjukkan Hasil Positif

Kepala BKF menyebut surplus perdagangan menggambarkan ekonomi yang kuat dan kegiatan hilirisasi menunjukkan hasil positif.

Baca Selengkapnya

Tren Penguatan Rupiah Diprediksi Terus Berlanjut, Analis: Dipengaruhi Momentum Pelantikan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Tren Penguatan Rupiah Diprediksi Terus Berlanjut, Analis: Dipengaruhi Momentum Pelantikan Prabowo-Gibran

Analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi nilai tukar rupiah akan terus menguat.

Baca Selengkapnya

Cara Mengetahui Kode SWIFT Bank Mandiri dengan Cepat

3 hari lalu

Cara Mengetahui Kode SWIFT Bank Mandiri dengan Cepat

Kode SWIFT diperlukan untuk transaksi keuangan internasional. Lantas, bagaimana cara mengetahuinya kode SWIFT Bank Mandiri? Ini informasinya.

Baca Selengkapnya