Alasan Bank Dunia Sebut Mata Uang Digital Bank Sentral Tak Menjamin Inklusi Keuangan

Selasa, 12 Juli 2022 15:43 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memimpin pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis 17 Februari 2022. Pertemuan yang berlangsung pada 17-18 Februari 2022 itu merupakan rangkaian pertemuan di Jalur Keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia yang membawa enam agenda prioritas, yakni exit strategy untuk mendukung pemulihan yang adil, pembahasan scarring effect untuk mengamankan pertumbuhan masa depan, sistem pembayaran di era digital, keuangan berkelanjutan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL

TEMPO.CO, Jakarta - Lead Financial Sector Specialist Payment System Development Group Bank Dunia Harish Natarajan mengungkapkan mata uang digital bank sentral alias Central Bank Digital Currency (CBDC) tak menjamin akses dan tidak serta merta berkontribusi langsung kepada inklusi keuangan.

"Saya pikir ini lebih mengenai mata uang digital bank sentral (CBDC) sebagai sebuah program, yang pasti akan membawa perhatian pada beberapa masalah panjang terkait akses dan penggunaan yang lebih rendah," ujar Harish dalam Seminar Side Event G20 Indonesia yang bertajuk "CBDC: Access and Inclusion" di Badung, Bali, Selasa 12 Juli 2022.

Selain itu, beberapa pihak dapat secara luas mengklasifikasikan CBDC ke dalam biaya tinggi untuk memecahkan segmen pelanggan tertentu, biaya tinggi untuk akses dan penggunaan, serta kurangnya kasus penggunaan yang menarik perhatian.

Oleh karenanya, dirinya berpendapat berbagai masalah mendasar tersebut perlu ditangani, sebagai bagian dari peluncuran CBDC yang sukses, serta akan mengambil bentuk pengembangan ekosistem umum yang terbagi dalam tiga kategori, di samping fitur CBDC khusus dan fitur ekosistem.

Kategori pertama yaitu masuknya pemain baru serta model bisnis dan distribusi baru, yang mengacu pada masuknya pemain non bank dan layanan berbasis agen serta model lainnya yang mungkin merupakan persyaratan nasabah yang esensial, disederhanakan, dan berjenjang.

"Setiap kali Anda ingin memiliki layanan berbasis akun, saya pikir ini menjadi penting dan kekurangan itu bisa menjadi penghalang tersendiri," tuturnya.

Harish menyebutkan terdapat faktor pendorong kuat yang diperlukan dan bisa datang dari kebutuhan yang mendesak seperti transfer penduduk di negara besar dimana ada banyak migrasi desa ke kota atau sebaliknya, hingga ke sebuah atau karena program pemerintah yang kuat, yang perlu menjangkau banyak penerima dalam waktu yang tepat.

Dengan demikian, hal tersebut menjadi kasus penggunaan yang menarik bagi individu untuk beralih ke digital, dan tanpa itu, dengan semua kecanggihan teknis fasilitas, ia menilai negara manapun tidak akan mencapai dampak CBDC terhadap inklusi keuangan.

Kategori kedua adalah kecocokan dengan berbagai faktor bentuk dan instrumen, yang sudah nyaman bagi individu dan bisnis. Dalam beberapa konteks, itu mungkin berarti diperlukan jenis struktur yang mensimulasikan sedemikian rupa sehingga dapat diakses melalui ponsel atau alat digital lain yang tersedia untuk populasi umum.

Ia melanjutkan, kategori yang ketiga adalah perlindungan data dan privasi kami yang menjadi sangat penting, khususnya, perlindungan data privasi yang tidak selalu berarti anonimitas penuh.

"Jadi lebih kepada kenyamanan bahwa tanpa proses yang semestinya, data transaksi tidak disalahgunakan. Saya pikir itu adalah poin kunci utama, CBDC dan berbagai teknologi lainnya bisa memberikan berbagai cara untuk mengatasinya," jelas Harish.

Baca: Bank Dunia Prediksi Inflasi Indonesia 3,6 Persen, Begini Dampaknya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

5 hari lalu

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

Urbanisasi menjadi penentu zaman ketika lebih dari separuh populasi dunia kini tinggal di perkotaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

7 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

16 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

22 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

23 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

41 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

43 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

43 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Bank Sentral Israel Sarankan Laki-laki Yahudi Ultra-ortodoks Masuk Militer untuk Bantu Perekonomian

43 hari lalu

Bank Sentral Israel Sarankan Laki-laki Yahudi Ultra-ortodoks Masuk Militer untuk Bantu Perekonomian

Bank Sentral Israel mendesak Tel Aviv agar lebih bijak dalam menetapkan prioritas fiskal selama perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

50 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya