Harga Minyak Mentah Diprediksi Naik jadi USD 190, Bagaimana Harga BBM di Dalam Negeri?

Selasa, 12 Juli 2022 09:43 WIB

Petugas melakukan pengisian bahan bakar di KiosK Pertamax Rest Area KM 252 Brexit, Brebes, Jawa Tengah, Rabu (30/5/2018). Pertamina menyiagakan 60 titik Kios BBM Kemasan atau KiosK Pertamax suntuk pemudik di Lebaran 2018 ini. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - JP Morgan menyatakan saat ini pasar terjebak antara kekhawatiran atas potensi penghentian pasokan minyak dari Rusia dan kemungkinan terjadinya resesi. Dalam analisisnya, pasar akan mengantisipasi pengurangan balasan sebesar 3 juta barel (bbl) per hari dalam ekspor minyak Rusia jika benar direalisasikan dan bakal memicu kenaikan harga minyak.

"Akan mendorong harga minyak mentah Brent menjadi sekitar US$ 190 per barel," kata bank tersebut dalam sebuah catatan, Senin, 11 Juli 2022.

Sedangkan bila terjadi resesi ringan, menurut JP Morgan, akan muncul dampak pertumbuhan permintaan yang jauh lebih rendah dan membuat harga minyak mentah Brent rata-rata turun menjadi US$ 90 per barel. Sementara dalam skenario penurunan pertumbuhan yang lebih parah, harga minyak mentah bakal turun menjadi di kisaran US$ 78 per barel.

Pasar juga mempertanyakan berapa lama minyak mentah akan mengalir dari Kazakhstan melalui Konsorsium Pipa Kaspia (Caspian Pipeline Consortium-CPC). Pasokan diperkirakan terus berlanjut sejauh ini di jalur pipa itu, yang membawa sekitar 1 persen minyak global, dengan pengadilan Rusia membatalkan keputusan sebelumnya yang menangguhkan operasi di sana.

Sementara itu, Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan bahwa kesepakatan sudah dekat dengan Moskow untuk membeli minyak diesel yang jauh lebih murah dari Rusia.

Advertising
Advertising

Adapun harga minyak sedikit beragam pada akhir perdagangan Senin, 11 Juli 2022 waktu setempat. Pasalnya, selain menilai risiko dari sisi penawaran dan permintaan, pasar menyeimbangkan penurunan permintaan akibat Covid-19 di Cina terhadap kekhawatiran yang sedang berlangsung atas ketatnya pasokan.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September, misalnya, naik tipis 8 sen atau 0,1 persen, menjadi US$ 107,10 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 70 sen atau 0,7 persen, menjadi US$ 104,09 per barel.

Bervariasinya harga komoditas ini seiring dengan perkiraan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed yang akan terus menaikkan suku bunga. Selain itu, open interest di bursa berjangka New York Mercantile Exchange (NYMEX) turun pada 7 Juli ke level terendah sejak Oktober 2015 karena investor mengurangi aset-aset berisiko.

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

5 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

6 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

6 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

12 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

13 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

13 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

13 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

13 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

14 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

14 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya