Peta Jalan Ekonomi dalam Menghadapi Pandemi Jadi Agenda Utama G20

Jumat, 8 Juli 2022 12:08 WIB

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memberikan sambutan dalam acara Indonesia Banking Expo 2019 di Jakarta, Rabu, 6 November 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan peta jalan mitigasi dan kesiapan sektor ekonomi dalam menghadapi krisis keuangan akan menjadi salah satu agenda prioritas dalam pertemuan G20 Presidensi Indonesia. Negara-negara anggota G20 melihat pentingnya kesiapsiagaan ekonomi di tingkat dunia apabila terjadi darurat kesehatan.

Berkaca dari pandemi Covod-19, negara-negara di dunia perlu memiliki mitigasi apabila sewaktu-waktu menghadapi krisis. “Dua tahun terakhir kita dikagetkan dengan bagaimana kondisi ekonomi bisa sangat terpengaruh dan bisa dipengaruhi oleh sektor kesehatan,” kata Suahasil dalam acara Indonesia Infrastructure Roundtable (IIR) ke-23 Edisi T20, Jumat, 8 Juli 2022.

Suahasil mengatakan lima tahun lalu, tak ada yang menyangka bahwa sektor kesehatan atau virus akan berdampak sangat besar terhadap kegiatan ekonomi dunia. Ke depan, menurut dia, jika sektor kesehatan tidak siap, kegiatan ekonomi bisa terhenti seperti yang terjadi pada 2020 selama pagebluk Covid-19.

Walhasil, banyak negara bakal menghentikan kegiatan ekonomi untuk menanggulangi virus yang kala itu vaksinnya belum ditemukan. “Itu yang kita lakukan di 2020. Kalau diberhentikan, kegiatan ekonomi, berhenti juga konsumsi, investasi, ekspor, impor. Lalu yang bikin pertumbuhan ekonomi siapa? Pengeluaran pemerintah. Belanja dinaikkan,” katanya.

Peta jalan mitigasi ekonomi dalam menghadapi krisis akan disiapkan dalam bentuk suatu entitas yang sedang digodok di tingkat dunia. Nantinya entitas ini akan diwadahi Bank Dunia.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Dewan Direktur Bank Dunia menyetujui pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) atau Dana Perantara Keuangan yang akan membiayai investasi paling penting saat ini, yaitu kesehatan. Selain itu, FIF akan memperkuat kapasitas pembiayaan kesiapsiagaan, pencegahan, dan respons (PPR) pandemi di tingkat nasional, regional, serta global, dengan fokus terhadap negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Dana tersebut akan membawa tambahan atas sumber daya khusus untuk PPR pandemi, memberi insentif kepada negara-negara untuk meningkatkan investasi pada PPR pandemi, meningkatkan koordinasi di antara para mitra, dan berfungsi sebagai platform untuk advokasi kesehatan.
Menurut keterangan resmi Kementerian Keuangan pada 1 Juli lalu, gagasan pembentukan mekanisme pembiayaan kesehatan global awalnya telah dikemukakan oleh Panel Independen Tingkat Tinggi (High Level Independent Panel/HLIP) G20 pada 2021.

Gagasan ini dieksplorasi oleh para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan di bawah naungan Presidensi G20 Italia. Puncaknya akan dituangkan dalam Deklarasi Roma Pemimpin G20.
Melalui Deklarasi tersebut, para pemimpin G20 menyepakati untuk membentuk Gugus Tugas Gabungan Keuangan dan Kesehatan (Joint Finance and Health Task Force/JFHTF) yang diketuai bersama oleh Indonesia dan Italia, dan menugaskannya untuk mengembangkan modalitas untuk pembentukan mekanisme pembiayaan baru untuk PPR pandemi selama Kepresidenan G20 Indonesia.

Setelah pembahasan yang ekstensif dan komprehensif oleh Gugus Tugas, pada Pertemuan Menteri Keuangan dan Kesehatan Gabungan G20 di Indonesia pada 21 Juni 2022, para Menteri telah menyatakan dukungan untuk pembentukan FIF di bawah pengelolaan Bank Dunia. FIF akan melengkapi pembiayaan dan dukungan teknis yang telah diberikan oleh Bank Dunia dengan memanfaatkan keahlian teknis dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan melibatkan organisasi penting lainnya.

Tujuan FIF adalah menyediakan pembiayaan untuk mengatasi kesenjangan dalam pembiayaan PPR pandemi untuk memperkuat kapasitas negara (domestik) di berbagai bidang seperti pengawasan penyakit, sistem laboratorium, tenaga kerja kesehatan, komunikasi dan manajemen darurat, dan keterlibatan masyarakat. FIF ini juga dapat membantu mengatasi kesenjangan dalam memperkuat kapasitas regional dan global, misalnya, dengan mendukung berbagi data, harmonisasi peraturan, dan kapasitas untuk pengembangan yang terkoordinasi, pengadaan, distribusi dan penyebaran tindakan pencegahan serta pasokan medis penting.

Baca: Bos Pertamina Cerita Dilema Naikkan Harga Pertamax: Ada Kemungkinan Shifting ke Pertalite

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

5 jam lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

7 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

1 hari lalu

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

Doomscrolling mengacu pada kebiasaan terus-menerus menelusuri berita buruk atau negatif di media sosial atau internet, sering untuk waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Perhutanan Sosial Indonesia Jadi Contoh Mitigasi Iklim Berbasis Masyarakat

2 hari lalu

Perhutanan Sosial Indonesia Jadi Contoh Mitigasi Iklim Berbasis Masyarakat

Bank Dunia menggelar Konferensi Lahan 2024 yang mengangkat topik perhutanan sosial sebagai penopang manajemen lahan dan ketahanan iklim.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

4 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

4 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

5 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

8 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

9 hari lalu

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

Urbanisasi menjadi penentu zaman ketika lebih dari separuh populasi dunia kini tinggal di perkotaan.

Baca Selengkapnya

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

10 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya