Pagi Ini Rupiah Tembus Rp 15 Ribu, Apa Penyebabnya?

Rabu, 6 Juli 2022 10:31 WIB

Aktivitas pelayanan penukaran mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2020. Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup berbalik menguat 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.625 per dolar AS pada Selasa (4/8) sore. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada Rabu, 6 Juli 2022. Mata uang garuda yang ditransaksikan antar-bank loyo hingga menyentuh level psikologis Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah tertekan oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari sisi eksternal, rupiah terdampak kondisi di Eropa yang mengalami peningkatan harga komoditas. Kondisi itu membuat saham-saham di negara tersebut berguguran.

"Di Italia sekarang dalam kondisi darurat. Sekarang musim kering, ini juga berdampak negatif ke pasar," kata Ibrahim dalam rekaman suara, Rabu.

Sedangkan di Amerika, embargo Rusia terhadap minyak dan gas alam serta komoditas lainnya telah berimbas memberikan pukulan bagi inflasi. Minggu ini atau minggu depan, bank sentral Amerika, The Fed, pun berencana menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk menahan gejolak inflasi.

"Amerika terancam mengalami resesi sehingga dolar mengalami kenaikan," ucap Ibrahim.

Advertising
Advertising

Ibrahim mengatakan ada kemungkinan dolar menuju level tertinggi sepanjang masa dengan indeks menyentuh 106. Faktor lain, ada beberapa wilayah di Cina yang di-lockdown akibat mewabahnya Covid-19 yang memicu kekhawatiran pasar.

Selanjutnya dari sisi internal, Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data inflasi. Inflasi Indonesia pada Juni meroket, tidak sesuai ekspektasi.

"Kenaikan harga komoditas berdampak ke Indonesia. Ini berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Apalagi harga cabai, bawang merah, ikut naik tinggi," katanya.

Rupiah pagi ini bergerak melemah tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp 15.001 per dolar Amerika. Pada perdagangan sebelumnya, rupiah ditutup di posisi Rp 14.994 per dolar Amerika.

Ekonom senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya mengatakan, pelemahan rupiah memang lebih banyak disebabkan tekanan yang berasal dari global. "Pelemahan rupiah karena flight to safe haven assets (pergerakan ke aset aman), terutama dolar dan obligasi AS," ujar Rully.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, melonjak 1,5 persen menjadi di atas 106,5 poin, tertinggi sejak Desember 2002.

Dolar telah reli dengan beberapa pemberhentian sejak November tahun lalu karena taruhan kenaikan suku bunga agresif oleh bank sentral AS, Federal Reserve (Fed). Risalah dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Juni akan keluar pada Rabu waktu setempat.

ANTARA

Baca juga: Samuel Sekuritas: IHSG Bangkit 1,52 Persen, Sejumlah Saham Emiten Batu Bara Menguat

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

5 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

7 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

8 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

11 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

13 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

17 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya