Harga Minyak Dunia Naik jadi USD 117,61 per Barel karena Persediaan AS Menyusut

Jumat, 3 Juni 2022 06:42 WIB

Ilustrasi Kilang Minyak. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB naik lebih dari 1 persen. Penguatan harga komoditas ini seiring penurunan persediaan minyak mentah AS di tengah lonjakan permintaan bahan bakar. Turunnya persediaan minyak tersebut mengabaikan kesepakatan OPEC+ untuk menggenjot produksi guna mengkompensasi penurunan produksi dari Rusia.

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik US$ 1,32 atau 1,1 persen menjadi US$ 117,61 per barel. Untuk minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Juli naik US$ 1,61 atau 1,4 persen menjadi US$ 116,87 per barel.

Sejumlah pengamat menilai kenaikan harga minyak di antaranya didorong oleh paket sanksi keenam Uni Eropa terhadap Rusia. Paket sanksi tersebut akan mencakup larangan segera atas kontrak asuransi baru untuk kapal yang membawa minyak Rusia dan penghentian kontrak yang ada selama enam bulan.

Data pemerintah menunjukkan bahwa penurunan stok minyak mentah dan bahan bakar AS pada pekan lalu terjadi karena permintaan terus melampaui pasokan. Walhasil, persediaan minyak mentah komersial berkurang bahkan ketika lebih banyak cadangan strategis memasuki pasar.

Penurunan stok minyak mentah AS mencapai 5,1 juta barel. Padahal sebelumnya para analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan penurunan stok hanya mencapai 1,3 juta barel.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, pada Kamis pagi, harga minyak turun karena Arab Saudi dan negara-negara OPEC+ lainnya sepakat menggenjot produksi minyak untuk mengimbangi kehilangan produksi Rusia. Kesepakatan ini dicapai untuk meredakan lonjakan harga minyak dan inflasi serta memuluskan jalan bagi kunjungan pemecah kebekuan ke Riyadh oleh Presiden AS Joe Biden.

Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, setuju mengerek produksi sekitar 650.000 barel per hari dalam dua bulan ke depan dari 432.000 barel per hari saat ini.

<!--more-->

Presiden Lipow Oil Associates di Houston, Andrew Lipow, menyatakan OPEC+ setuju menambah kuota produksi mereka sedikit lebih banyak dari yang diharapkan pasar. "Pada kenyataannya sangat sedikit untuk menambah pasokan tambahan karena OPEC+ sudah gagal memenuhi kuota yang ada lebih dari dua juta barel per hari," tuturnya.

Ia mengungkapkan minyak sebagian besar lebih tinggi selama beberapa minggu karena ekspor Rusia telah ditekan oleh sanksi AS dan Uni Eropa terhadap Moskow atas invasinya pada 24 Februari ke Ukraina. "Tindakan yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus."

Pasar, kata Lipow, juga mendapat dukungan dari kemunculan bertahap Cina dari lockdown yang lebih ketat akibat meluasnya Covid-19. Sementara produksi minyak dari Rusia telah turun sekitar satu juta barel per hari menyusul sanksi.

Sementara itu, salah satu sumber OPEC + yang mengetahui posisi Rusia mengatakan Moskow menyetujui produsen lain meningkatkan produksi untuk mengkompensasi produksinya yang lebih rendah, tetapi tidak harus menutupi semua kekurangan. Kremlin juga mengatakan dapat mengubah rute ekspor minyak untuk meminimalkan kerugian akibat sanksi Uni Eropa. Meski begitu, para analis tetap skeptis.

Analis Commerzbank, Carsten Fritsch, tak yakin sejumlah skenario itu bisa berhasil. "Oleh karena itu, produksi minyak Rusia kemungkinan akan turun lagi dalam beberapa bulan mendatang," ucapnya sambil mempertanyakan kemampuan OPEC+ untuk menambah lebih banyak minyak dunia ke pasar.

ANTARA

Baca: Cerita Patrick Walujo tentang Awal Mula Gojek Harus Bakar Uang

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

2 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

3 jam lalu

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

4 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

8 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

1 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya