Bos GoTo Jelaskan Soal Rugi Kuartal I 2022 Naik Jadi Rp 6,6 Triliun

Senin, 30 Mei 2022 20:05 WIB

Sejumlah mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat 28 Mei 2021. Sejumlah mitra pengemudi Gojek berharap mergernya dua perusahan startup Gojek dan Tokopedia memberikan dampak positif bagi kalangan mitra dengan meningkatnya bonus dan insentif karena penggabungan tersebut telah meningkatkan nilai atau valuasi perusahaan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mencatatkan rugi bersih Rp 6,6 triliun pada kuartal I 2022. Kerugian bersih itu naik dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 1,96 triliun.

CEO Grup GoTo Andre Soelistyo mengatakan hal itu terjadi lantaran laporan keuangan PT GoTo dan anak perusahaannya pada kuartal I 2021 disajikan tanpa data Tokopedia. Gojek baru bergabung dengan Tokopedia pada Mei 2021.

“Sehingga untuk menggambarkan bisnis kami secara apple to apple akan lebih tepat jika menggunakan laporan keuangan performa,” kata Andre Soelistyo saat konferensi pers virtual, Senin, 30 Mei 2022.

Secara peforma, margin adjusted EBITDA pada kuartal I 2022 dibandingkan kuartal I 2021 mengalami penurunan. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya kondisi makro akibat varian Covid-19 Delta yang mengalami puncaknya di Asia Tenggara pada kuartal I 2021.

“Selanjutnya setelah kami melihat situasi menjelang pulih di kuartal II dan III 2021, kami memutuskan melakukan investasi terhadap user acquisition seiring pulihnya di Indonesia. Kami juga berinvestasi terhadap pengembangan supply acquisition kami untuk mempersiapkan lonjakan order dari konsumen,” kata Andre.

Namun, Andre mengatakan, kerugian ini disertai dengan peningkatan dari sisi pendapatan dan nilai transaksi. Pada kuartal I 2022, kata Andre, GOTO berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan dari tiga lini bisnis utama, yakni on-demand services lewat Gojek, e-commerce via Tokopedia, dan financial technology (fintech) di 2021 dan kuartal I-2022 secara year-on-year (yoy).

<!--more-->

Pada 2021, nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) bisnis on-demand mencapai Rp 50,3 triliun, naik 25 persen yoy. Pendapatan bruto on-demand mencapai Rp 10,3 triliun, naik 37 persen dan jumlah pesanan juga tumbuh 2 persen yoy mencapai 931 juta pesanan. Jumlah mitra pengemudi terdaftar pun tumbuh 3 persen yoy mencapai 2,6 juta per 31 Desember 2021.

"Terdapat pertumbuhan take rate secara konsisten yoy dari 19 persen pada kuartal pertama 2021 menjadi 22 persen pada kuartal pertama 2022. Kami, Gojek, juga terus memperluas jenis layanannya di kawasan Asia Tenggara sepanjang tahun 2021," katanya.

Di kuartal I 2022, GTV on-demand services GoTo mencapai Rp 14,5 triliun, naik 40 persen dari periode yang sama sebelumnya. Pendapatan bruto pun naik 58 persen menjadi Rp 3,1 triliun dan jumlah pesanan tumbuh 34 persen% mencapai 273 juta pesanan.

GTV on demand services secara keseluruhan tumbuh 44 persen. Di Indonesia, marjin kontribusi untuk on demand services meningkat pada Februari-Maret dan diharapkan terus berjalan pada kuartal II. Untuk e-commerce, GTV tumbuh 28 persen yoy dan telah melampaui hasil kuartal IV tahun lalu.

“Hasil ini berhasil kami capai meski secara umum kuartal I adalah kuartal dengan transaksi rendah untuk e-commerce dan kuartal IV merupakan yang tertinggi,” katanya.

Adapun lini fintech GoTo terus tumbuh ditandai dengan jumlah pengguna dan volume GTV dari Gopay mencetak rekor tertingginya. Penggunaan on platform atau di dalam ekosistem GoTo tumbuh sebesar 207 persen, sedangkan off platform tumbuh 73 persen yoy pada kuartal pertama 2022.

Pertumbuhan transaksi teknologi finansial di kuartal I 2022 juga melesat paling tinggi, yakni 91 persen menjadi Rp 77,31 triliun dari sebelumnya Rp 40,54 triliun. Kemudian disusul on demand naik 39,48 persen menjadi Rp 14,45 triliun dari Rp 10,36 triliun dan e-commerce naik 27,66 persen menjadi Rp 65,13 triliun dari sebelumnya Rp 51,02 triliun.

Andre mengatakan sepanjang 2021, perusahaan secara konsisten menjalankan rencana bisnis dengan baik. Walhasil, GoTo mampu menghasilkan pertumbuhan di setiap lini bisnis dan peningkatan marjin secara keseluruhan.

Baca juga: Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Tidak Selalu Mulus dan Mudah

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Cara Daftar Gratis Ongkir Tokopedia, Syarat, dan Keuntungannya

6 jam lalu

Cara Daftar Gratis Ongkir Tokopedia, Syarat, dan Keuntungannya

Ketahui cara daftar gratis ongkir Tokopedia hingga keuntungannya untuk meningkatkan penjualan toko Anda. Berikut ini persyaratannya.

Baca Selengkapnya

4 Tips Memilih Baju Anti Gerah, Cocok untuK Musim Kemarau

3 hari lalu

4 Tips Memilih Baju Anti Gerah, Cocok untuK Musim Kemarau

Musim kemarau saat ini menyebabkan suhu menjadi lebih panas. Simak 5 tips memilih baju yang anti gerah.

Baca Selengkapnya

Indonesia AirAsia Bukukan Pendapatan Rp 6,62 Triliun Sepanjang 2023, Meningkat 75,24 Persen

6 hari lalu

Indonesia AirAsia Bukukan Pendapatan Rp 6,62 Triliun Sepanjang 2023, Meningkat 75,24 Persen

Manajemen Indonesia AirAsia sedang aktif dalam memperoleh sumber pendanaan melalui beberapa skema potensial.

Baca Selengkapnya

Alasan Keluarga Prabowo Dirikan Perusahaan yang Produksi Solder Timah di Batam

6 hari lalu

Alasan Keluarga Prabowo Dirikan Perusahaan yang Produksi Solder Timah di Batam

Adik kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, bersama anaknya, Aryo Djojohadikusumo, memilih Kota Batam menjadi tempat membangun PT Stania.

Baca Selengkapnya

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

7 hari lalu

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah di Sesi I, Saham BBRI Paling Aktif Diperdagangkan

9 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah di Sesi I, Saham BBRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama Rabu, 8 Mei 2024, menutup sesi pertama di level 7,097,7.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

9 hari lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Gojek Luncurkan Penawaran Langganan Gojek Plus dengan Diskon hingga Rp 12 Ribu

9 hari lalu

Gojek Luncurkan Penawaran Langganan Gojek Plus dengan Diskon hingga Rp 12 Ribu

Bagi pelanggan yang sudah berlangganan Go Plus otomatis akan beralih ke Gojek Plus.

Baca Selengkapnya

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

11 hari lalu

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

Vira akan memimpin inisiatif strategis dan bisnis Visa di Indonesia, termasuk mendorong strategi perluasan pasar Visa.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

11 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya