Telkom Tebar Dividen Rp 14,86 Triliun, Dibayar Paling Lambat 1 Juli 2022
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 27 Mei 2022 21:03 WIB
![](https://statik.tempo.co/data/2017/12/19/id_670889/670889_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun buku 2021 menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 14,86 triliun kepada pemegang saham.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, menyebutkan, besar dividen itu setara dengan 60 persen dari perolehan laba bersih tahun 2021. Sedangkan sisanya, 40 persen atau sekitar Rp 9,9 triliun dialokasikan sebagai laba ditahan.
Laba yang ditahan itu akan digunakan untuk pengembangan usaha Telkom di bidang konektivitas digital, platform digital dan digital services.
"Antara lain pengembangan data center dan penguatan kapabilitas cloud yang diharapkan dapat menjadi mesin pertumbuhan pendapatan pada masa mendatang," kata Ririek dalam konferensi pers virtual, di Jakarta, Jumat, 27 Mei 2022.
Dengan besaran dividen itu, artinya dividen yang diterima oleh pemegang saham adalah sebesar Rp 149,9 per lembar saham. Pembayaran dividen tahun buku 2021 akan dilakukan selambat-lambatnya pada 1 Juli 2022. RUPST juga memutuskan mempertahankan kepengurusan perusahaan berkode saham TLKM tersebut.
<!--more-->
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Heri Supriadi, menyatakan pihaknya berharap prospek bisnis perseroan tetap sejalan dengan ekspektasi pada waktu menyusun Rencana Kinerja Anggaran Perusahaan atau RKAP.
"Kita berharap pada semester II tahun ini, industri menjadi lebih realistis lagi kompetisinya terutama pada segmen seluler," ujar Heri.
Segmen bisnis Tempo lainnya seperti pada data center, business to business (B2B) IT services juga disebut terus tumbuh. Dengan begitu, BUMN di bidang jasa teknologi ini berharap industri telekomunikasi secara keseluruhan tumbuh di mid single digit pada tahun ini.
Salah satunya yang diharapkan bisa membaik adalah performa rasio profitabilitas. "Memang terdapat tekanan dari Perang Rusia-Ukraina terhadap input-input seperti harga produk, namun mudah-mudahan ini bisa kita kelola dampaknya dan kita masih bisa mendapatkan hasil yang sudah disampaikan sebelumnya," Heri.
Baca: Stasiun Manggarai Layani Kereta Api Jarak Jauh, Bagaimana Nasib Stasiun Gambir?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.