Sri Mulyani Beberkan 3 Ancaman Besar yang Dihadapi Dunia, Apa Saja?
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 24 Mei 2022 17:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan sedikitnya ada tiga ancaman besar yang tengah dihadapi dunia saat ini. Tiga ancaman itu mulai dari perubahan iklim, normalisasi kebijakan moneter, hingga pengetatan likuiditas.
“Saat ini kita dihadapkan dengan dinamika global yang sangat nyata,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa, 24 Mei 2022.
Ia lalu mencontohkan normalisasi kebijakan keuangan terutama di bidang moneter yang dilakukan untuk merespons kenaikan inflasi akibat kenaikan harga komoditas. Normalisasi kebijakan moneter dan pengetatan likuiditas ini yang kemudian memicu disrupsi di seluruh dunia termasuk Indonesia.
“Disrupsi rantai pasok yang muncul akibat meningkatnya geopolitik menjadi perhatian dan harus kita waspadai,” kata Sri Mulyani.
Selain itu, konflik antara Rusia dan Ukraina ikut memperparah situasi geopolitik dunia saat ini, yang pada akhirnya menimbulkan ancaman krisis mulai dari energi, pangan, sampai keuangan. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah membentuk sebuah grup untuk mengantisipasi tiga potensi krisis dunia yaitu energi, pangan, dan keuangan.
Oleh karena itu, menurut bendahara negara ini, Indonesia harus mampu merespons secara tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat aksi terhadap berbagai potensi ancaman dunia.
<!--more-->
Ia pun yakin pemerintah akan mampu mengatasi gejolak global. Pasalnya, sejumlah upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam menghadapi krisis seperti krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 mulai membuahkan hasil positif yaitu membangkitkan aktivitas ekonomi domestik.
Sri Mulyani mengklaim implementasi kebijakan makro fiskal melalui APBN yang responsif telah membuat pemerintah merespons secara fleksibel dan sinergis dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi yang tidak mudah.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia misalnya, kata dia, telah tumbuh di kisaran 5,01 persen pada kuartal pertama tahun ini (year on year). Angka itu melampaui pertumbuhan ekonomi Cina sebesar 4,8 persen, Jerman 3,7 persen, Korea Selatan 3,1 persen dan Singapura 3,4 persen.
Pertumbuhan yang kuat ini, menurut Sri Mulyani, pun didukung oleh stabilisasi tingkat harga atau inflasi yang tercatat 0,95 persen (mtm) atau 3,47 persen (yoy) pada April 2022. “Angka inflasi Indonesia masih dalam rentang target 3 plus minus 1 persen dan jauh di bawah inflasi di dunia yang bahkan ada yang mencapai double digit,” kata Sri Mulyani.
ANTARA
Baca: Hutama Karya Garap Pembangunan Jalur Kereta Medan-Binjai Rp 172 Miliar
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.