Neraca Perdagangan April Diprediksi Masih Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

Selasa, 17 Mei 2022 06:10 WIB

Optimalkan Sumber Daya, Pendanaan Batu Bara Tetap Diperlukan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memprediksi neraca perdagangan pada April 2022 masih akan surplus. Turun tipis ketimbang posisi Maret, ia memperkirakan surplus akan berkisar US$ 4,1 miliar.

“Kinerja ekspor masih didorong naiknya permintaan komoditas batu bara dan sawit pada April,” ujar Bhima saat dihubungi pada Senin malam, 16 Mei 2022.

Badan Pusat Statistik akan merilis angka perdagangan ekspor dan impor hari ini, 17 Mei. Pada Maret lalu, neraca perdagangan Indonesia tercatat mengalami surplus US$ 4,53 miliar.

Tren volume maupun nilai ekspor disinyalir akan terus menurun seiring dengan kebijakan pemerintah melarang ekspor crude palm oil (CPO). Dampak terhadap larangan ini secara lebih dalam akan dirasakan untuk laju perdagangan pada Mei.

Bhima mengatakan, sepanjang ekspor CPO dilarang, negara berpotensi kehilangan devisa sebesar US$ 3 miliar. Tak hanya menggerus cadangan devisa, larangan ekspor bakal merugikan petani karena jatuhnya harga tandan buah segar (TBS) dan suplai komoditas yang berlebihan.

Advertising
Advertising

“Yang diuntungkan adalah petani dan industri sawit di Malaysia,” kata Bhima.

Bhima melihat kebijakan larangan ekspor CPO tidak efektif untuk mengembalikan harga minyak goreng ke batas harga eceran tertinggi (HET). Nyatanya setelah ekspor dilarang, harga minyak goreng di pasar retail tak kunjung melorot.

Menyitir informasi harga pangan strategis, Bhima mengatakan harga minyak goreng rata rata pada pekan kedua Mei sebesar Rp 24.500 per liter.

“Jadi sebaiknya dibatalkan saja pelarangan ekspor CPO karena banyak mudaratnya,” ucap Bhima.

Di sisi lain, untuk impor, Bhima mengatakan laju perdagangan barang masuk dari luar negeri akan semakin meningkat. Impor bakal terus naik terutama didorong oleh pulihnya kegiatan masyarakat di tengah menurunnya tren pandemi Covid-19.

“Kemudian ada momen seasonal naiknya impor bahan baku dan barang konsumsi sekaligus mengantisipasi naiknya permintaan industri menjelang Lebaran yang mempengaruhi neraca perdagangan,” kata Bhima.

Baca juga: BPS: Neraca Perdagangan RI Selama Maret 2022 Surplus USD 4,53 Miliar

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Berita terkait

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

4 hari lalu

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

Asisten Pidsus Kejati Sumbar Hadiman menjelaskan pemanggilan Bupati Solok Selatan itu terkait kasus dugaan korupsi penggunaan hutan negara tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

5 hari lalu

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon siap tunjukan proses pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

6 hari lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

6 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

7 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

7 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

8 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

8 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

10 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

10 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya