Jokowi Temui Elon Musk, Simak Potensi Teknologi Satelit yang Bisa Dikerjasamakan
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 16 Mei 2022 14:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Sabtu pekan lalu bertemu dengan Elon Musk di Amerika Serikat. Pertemuan ini untuk mendiskusikan potensi kerja sama, di antaranya mengenai investasi hingga teknologi. Lalu, apa saja potensi teknologi satelit yang bisa dikerjasamakan?
Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB, Ian Yosef M. Edward menyebutkan satelit orbit bumi rendah atau low earth orbit (LEO) menjadi salah satu teknologi yang dapat dikembangkan.
"Satelit LEO dan Ground Station, termasuk stasiun kendali dan penelitian roket dan tempa peluncuran SpaceX bisa dilakukan," katanya, Senin, 16 Mei 2022.
Ian menjelaskan, satelit LEO menjadi bagian dari satelit yang punya landing right di Indonesia. Namun, kata dia, tantangannya adalah bagaimana bisnis model yang dilakukan dapat menguntungkan bagi Indonesia.
Dalam pertemuan dengan Founder SpaceX dan Tesla Elon Musk di pabrik SpaceX yang berlokasi di Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu pekan lalu itu, Jokowi menyebutkan bahwa kunjungan ini merupakan tindak lanjut perintahnya kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan untuk berbicara langsung dengan Elon Musk mengenai investasi, teknologi, dan inovasi.
"Sekarang saya ke sini dan bertemu langsung dengan Elon Musk untuk mendiskusikan kerja sama yang akan datang,” ujar Jokowi seperti dilansir dari Sekretariat Kabinet, Senin, 16 Mei 2022.
<!--more-->
Elon menyatakan sangat tertarik dengan masa depan Indonesia. Ia menilai Indonesia sangat optimistis terhadap masa depan dan memiliki energi positif. “Saya rasa Indonesia memiliki potensi yang besar. Saya rasa kita melalui Tesla dan SpaceX akan mencoba beberapa kerja sama dengan Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan 19 satelit komunikasi dan pengamatan bumi Indonesia. Salah satunya ditargetkan meluncur ke angkasa pada 2025.
Satelit-satelit itu terdiri dari empat satelit resolusi tinggi, dua satelit resolusi sangat tinggi, dua satelit radar atau Synthetic Aperture Radar (SAR), 10 satelit untuk satelit konstelasi dengan misi komunikasi yang menggunakan orbit bumi rendah atau Low Earth Orbit (LEO), dan satu satelit geostasioner atau Geostationary Earth Orbit(GEO).
Pada Juli 2021, Telkom juga menyampaikan sedang melakukan pembicaraan dengan SpaceX, induk dari Starlink, untuk menghadirkan konektivitas digital di seluruh Indonesia, khususnya daerah pelosok. Melalui kerja sama itu, Telkom ingin menghadirkan layanan satelit dengan teknologi terkini bagi masyarakat Indonesia.
Starlink adalah satelit orbit bumi rendah (LEO), yang mampu memberikan kecepatan internet hingga puluhan Mbps dengan latensi rendah. Beberapa orang menyebut Satelit LEO sebagai base transceiver station (BTS) yang mengapung di udara karena kelebihannya tersebut.
BISNIS
Baca: Besok, Petani Akan Demo Tolak Larangan Ekspor CPO di Kantor Airlangga Hartarto
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.