Wall Street Ditutup Bervariasi di Tengah Kecemasan Badai Inflasi, Nasdaq Rebound

Jumat, 13 Mei 2022 07:09 WIB

Seorang pialang di Bursa Efek New York Wall Street (23/12). Perdagangan saham turun 60 poin. Foto: Spencer Platt/Getty Images/AFP

TEMPO.CO, Jakarta - Wall Street mengakhiri sesi perdagangan dengan bervariasi pada Kamis, 12 Mei 2022, di tengah kekhawatiran investor terhadap tingginya laju inflasi. Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 103,81 poin atau 0,33 persen menjadi 31.730,30 poin.

Menyusul Dow Jones, indeks S&P 500 kehilangan 5,1 poin atau 0,13 persen menjadi 3.930,08 poin. Namun sebaliknya, Nasdaq justru rebound. Indeks menguat 6,73 poin atau 0,06 persen menjadi 11.370,96 poin.

Kepala strategi pasar di LPL Financial Charlotte, North Carolina, mengatakan kekhawatiran terhadap inflasi yang berkelanjutan telah mencapai puncaknya. "Ini terus menjadi perhatian investor dan mendorong S&P ke ambang pasar bearish," katanya seperti dikutip dari Antara, Jumat, 13 Mei.

Enam dari sebelas sektor utama S&P 500 mengakhiri sesi di zona hijau. Sektor perawatan dan kesehatan menikmati persentase kenaikan terbesar. Sementara itu, sektor utilitas dan teknologi masih mengalami kerugian jumbo.

Saham-saham lainnya, seperti Apple Inc dan Microsoft Corp, menjadi pemberat laju indeks bursa saham sepanjang perdagangan. Fluktuasi indeks bursa saham ini tak terlepas dari kebijakan suku bunga The Fed.

Advertising
Advertising

Laporan harga produsen (IHP) yang baru dirilis menunjukkan bahwa pertumbuhan harga mencapai puncaknya pada Maret. Meski begitu, The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga utama setidaknya 50 basis poin sedikitnya tiga kali dalam beberapa bulan mendatang.

Ini dilakukan sebagai upaya untuk mengabaikan permintaan dan mengendalikan harga-harga yang melonjak. Ketua The Fed Jerome Powell, yang telah ditetapkan oleh Senat Amerika untuk masa jabatan keduanya, menyatakan akan terus memerangi inflasi Amerika tertinggi dalam 40 tahun dengan lebih banyak mengambil kebijakan ihwal suku bunga.

ANTARA

Baca juga: IHSG Jeblok di Level 6.599,8, Samuel Sekuritas: Semua Indeks Sektoral Merah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

3 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

4 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya