Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 102,86 per Barel, Terimbas Sentimen Apa Saja?
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 10 Mei 2022 10:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia turun di awal perdagangan Asia pada hari ini, Selasa, 10 Mei 2022 dan menambah penurunan 6 persen di sesi sebelumnya. Melemahnya harga komoditas tersebut di antaranya dipicu oleh penguncian atau lockdown di Cina yang merupakan importir minyak utama dunia.
Selain itu, penurunan harga minyak dunia terimbas oleh potensi gangguan ekonomi di Eropa yang pada akhirnya memicu kekhawatiran tentang prospek permintaan komoditas energi tersebut.
Adapun minyak mentah jenis Brent turun 36 sen atau 0,3 persen ke US$ 105,58 per barel pada pukul 00.09 GMT. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 23 sen atau 0,2 persen menjadi US$ 102,86 per barel.
Harga acuan minyak tersebut turun lebih dari US$ di awal sesi tetapi mengurangi kerugiannya. Kedua kontrak masih naik sekitar 35 persen sepanjang tahun ini.
Pasar keuangan memperhatikan kekhawatiran bahwa pembatasan lebih lanjut impor minyak Rusia menyusul invasi negara tersebut ke Ukraina dapat mendorong beberapa negara Eropa ke dalam kesulitan ekonomi.
Pada pekan lalu, Komisi Eropa mengusulkan embargo bertahap pada minyak Rusia. Rencana itu mendorong kenaikan harga Brent dan WTI untuk minggu kedua berturut-turut. Meskipun proposal tersebut masih membutuhkan suara bulat oleh anggota Uni Eropa minggu ini untuk disahkan.
<!--more-->
Adapun penghentian pasokan gas Rusia ke Jerman akan memicu resesi yang dalam dan menelan kehilangan setengah juta pekerjaan. Hal tersebut disampaikan oleh seorang ekonom senior dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Selasa.
Reuters melaporkan bahwa pejabat negara diam-diam mempersiapkan penghentian mendadak pasokan gas Rusia dengan paket darurat yang dapat mencakup pengendalian perusahaan-perusahaan penting.
Hungaria juga telah menyatakan kembali posisinya bahwa mereka tidak akan menerima putaran baru sanksi yang diusulkan terhadap Rusia sampai kekhawatirannya ditangani.
Bila melihat kondisi pasar keuangan global ternyata juga diselimuti ketakutan oleh kekhawatiran atas kenaikan suku bunga dan kekhawatiran resesi karena penguncian Covid-19 yang lebih ketat dan lebih luas di Cina. Sebab, hal itu berdampak pada pertumbuhan ekspor yang lebih lambat di ekonomi nomor dua dunia pada April.
Sebagai gambaran, impor minyak mentah oleh Cina dalam empat bulan pertama 2022 turun 4,8 persen dari tahun lalu, tetapi impor April naik hampir 7 persen. Adapun indeks saham Wall Street ambrol kemarin dan dolar mencapai tertinggi dua dekade, membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
ANTARA
Baca: Bitcoin Terus Jeblok hingga Kini di Rp 450 Jutaan, Apa Sebabnya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.