Di Balik Layar Geliat Bank Digital di Tanah Air

Minggu, 17 April 2022 19:00 WIB

Ilustrasi bank digital. Shutterstock

“Latar belakang investor minoritas masuk menjadi pemegang saham, merupakan keputusan dari masing-masing investor. Maka kami tidak bisa berkomentar lebih lanjut terkait dengan keputusan investor,” kata Tjit kepada Tempo.

Lalu, sebesar apa campur tangan investor asing terhadap pengambilan keputusan?

Tjit menjelaskan, sesuai dengan peraturan regulator, seluruh investor, baik asing dan dalam negeri, memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan di Rapat Umum Pemegang Saham. Ia pun menegaskan pemegang saham pengendali dari Bank Jago merupakan investor lokal.

Menurut Tjit, dengan masuknya investor asing sebagai pemegang saham Bank Jago, ini merupakan bentuk kepercayaan terhadap prospek dan kinerja Bank Jago. Kehadiran investor, baik asing dan dalam negeri, juga bakal memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan industri perbankan nasional yang merupakan industri padat modal.

“Investor asing itu, tidak hanya berinvestasi di bank berbasis teknologi, namun juga ada di perbankan umumnya (konvensional) dan sektor-sektor ekonomi lainnya di Indonesia. Kami melihat kehadiran investor tentu memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan industri perbankan nasional dan juga perekonomian nasional secara umum,” kata Tjit.

Selain Bank Jago, bank digital lainnya, yakni Bank Neo Commerce juga mengundang masuknya investor asing dengan melakukan IPO pada 13 Januari 2015. Dikutip dari bankneocommerce.co.id, pada 2019, Akulaku Silvrr Indonesia telah resmi sebagai pemegang saham baru di Bank Neo Commerce melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Salah satu pemilik Akulaku adalah investor asal Cina.

Deputi Direktur Basel dan Perbankan Internasional, Pelaksana Tugas Deputi Direktur Arsitektur Perbankan Indonesia Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, Tony, menanggapi soal keberadaan investor asing di bank-bank digital di Indonesia.

Menurut Tony, masuknya perusahaan-perusahaan investasi raksasa ke bank-bank digital Indonesia, seperti induknya Gojek dan Sophee - lalu para investor raksasa tersebut mendapatkan kue keuntungan yang lebih besar, itu terjadi karena memang bagian dari teori ekonomi dan hal yang biasa dalam bisnis.

Gambaran sederhananya, ketika Sergey Brin mendirikan Google pada 1998. Saat itu, Google masih kecil sehingga tidak ada yang mau membeli perusahaan itu, termasuk Yahoo. Sekarang, Yahoo malah tenggelam.

Seiring berjalannya waktu, Google pada akhirnya mendulang sukses karena melakuan investasi yang tidak murah, bahkan untuk bisa impas pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Mereka lalu berinvestasi ke Google Cloud, yang juga tidak murah.

Berita terkait

Partai Komunis Vietnam Tunjuk Kepala Kepolisian sebagai Presiden yang Baru

5 jam lalu

Partai Komunis Vietnam Tunjuk Kepala Kepolisian sebagai Presiden yang Baru

Partai Komunis Vietnam menunjuk Kepala kepolisian To Lam sebagai presiden Vietnam yang baru lewat sebuah perombakan kepemimpinan secara besar-besaran.

Baca Selengkapnya

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

5 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

13 jam lalu

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

Bendesa Adat Berawa Ketut Riana diduga memeras pengusaha yang membutuhkan rekomendasi perizinan investasi

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

1 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

PNM Sosialisasikan Program Mekaar di Serang

2 hari lalu

PNM Sosialisasikan Program Mekaar di Serang

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Serang, menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Program Mekaar sekaligus silaturahmi tokoh masyarakat dan pemuka agama, di Kecamatan Baros Kabupaten Serang, Selasa, 14 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

PNM Sosialisasikan Program PNM Mekaar kepada Tokoh Masyarakat dan Pemuka Agama

3 hari lalu

PNM Sosialisasikan Program PNM Mekaar kepada Tokoh Masyarakat dan Pemuka Agama

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menggelar Sosilalisasi Program Mekaar di Kecamatan Baros Kabupaten Serang.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

4 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

4 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

4 hari lalu

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

Sutradara film Iran Mohammad Rasoulof mengatakan telah meninggalkan Iran setelah dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan keamanan nasional

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

4 hari lalu

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

Kementerian ESDM membuka penawaran sebanyak lima wilayah kerja minyak dan gas (migas) pada lelang Wilayah Kerja (WK) Migas Tahap I Tahun 2024.

Baca Selengkapnya