Kereta Cepat Jakarta-Bandung Selesai Diproduksi, KCIC Ungkap Kecanggihannya
Reporter
M. Faiz Zaki
Editor
Kodrat Setiawan
Jumat, 8 April 2022 22:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang berjumlah 11 unit selesai diproduksi di CRRC Sifang, Qingdao, Provinsi Shandong, Cina. Rangkaian kereta inspeksi atau Comprehensive Inspection Train (CIT) sebelumnya juga sudah rampung diproduksi.
Presiden Direktur PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, rancangan EMU dan CIT dirancang sesuai kondisi geologis Pulau Jawa. “Di dalamnya terdapat teknologi canggih berupa disaster monitoring sehingga kereta ini bukan hanya mampu melesat dengan cepat, namun juga memiliki tingkat keamanan dan kenyamanan yang sangat tinggi,” kata Dwiyana dalam keterangan tertulisnya Jumat, 8 April 2022.
Rangkaian EMU diklaim juga dapat memonitor bahaya seperti gempa bumi, banjir, serangan objek asing, serta tahan api. Dia mengatakan sebelum uji coba pada November nanti, seluruh rangkaian EMU dan satu CIT saat ini memasuki tahap static commissioning dan dynamic test.
Sistem keamanan yang terpasang di rangkaian EMU akan ditopang oleh berbagai instrumen keamanan seperti Dispatching Monitoring Center, sensor pendeteksi ancaman di sepanjang trase KCJB, dan Disaster Monitoring Terminal di Tegalluar sebagai pusat pengelolaan data kebencanaan. Selain itu, ada instrumen pengamatan langsung di lapangan dengan CCTV yang tersambung ke command center KCJB untuk mengirim informasi visual.
Operasionalnya, kata Dwiyana, ditopang juga dengan teknologi CTSC 3/GSM-R network dan fiber optik yang sudah terbukti secara global dalam hal keselamatan perkeretaapian, khususnya kereta cepat. Lalu, terdapat juga Internal dan Eksternal Lighting Protection System pada konstruksi KCJB.
“Sistem keamanan KCJB tidak hanya terpasang pada rangkaian EMU. Mulai dari Tegalluar, dan di sepanjang trase KCJB, Kami sudah siapkan berbagai sistem keamanan tingkat tinggi agar KCJB dapat melesat dengan baik dan optimal,” ujarnya.
<!--more-->
Rangkaian EMU juga diklaim mampu meminimalisir getaran dan bisingan dari luar dalam kecepatan operasional 350 kilometer per jam. Sehingga penumpang bisa menikmati pengalaman bepergian yang nyaman.
Bentuk rangkaian EMU juga mengadaptasi bentuk Komodo sebagai ciri khas hewan endemik Indonesia. Desain interior juga dilengkapi motif batik mega mendung, maka perpaduan modern dan tradisional bisa dirasakan.
“Di samping teknologi yang sama canggihnya dengan EMU, CIT KCJB punya kemampuan untuk memenuhi semua kebutuhan uji coba dan maintenance KCJB. Teknologinya sudah tertanam untuk melakukan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Jadi kehadiran CIT KCJB ini sangat penting untuk operasional dan keselamatan kereta cepat,” tutur Dwiyana.
Fasilitas dalam rangkaian EMU tersedia kelas VIP, First Class, hingga Second Class. Terdapat juga fasilitas dining car, fasilitas untuk difabel, charging port, sampai Luggage Storage.
Sedangkan untuk rangkaian CIT dirancang untuk kebutuhan uji coba dan maintenance kereta cepat. Kereta inspeksi tersebut juga diklaim memiliki fasilitas kelengkapan sesuai kebutuhan dan sesuai dengan kondisi geologis di sepanjang trase.
Kereta inspeksi ini juga dirancang supaya bisa mendeteksi kondisi lintasan, pengukuran listrik aliran atas atau Overhead Contact System (OCS), pengujian dan pemeriksaan jaringan komunikasi, sistem sinyal, serta dinamika dan integrasi rel-roda dalam kecepatan tinggi hingga 350 kilometer per jam.
Kemudian kereta ini dilengkapi sistem yang diklaim bisa mengumpulkan, memproses, dan menganalisa data terkait kondisi lintasan yang dilalui secara otomatis dan realtime. Dwiyana menegaskan kemampuan ini sangat dibutuhkan di industri kereta cepat agar proses pemeliharaan infrastruktur dapat berjalan optimal dan efisien.
KCIC pun menargetkan kereta yang sudah selesai dirakit bisa tiba di Indonesia pada semester II 2022. Supaya uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada November tahun ini bisa dilaksanakan tepat waktu.
FAIZ ZAKI