BPS: Minyak Goreng Sumbang Inflasi 0,04 Persen pada Maret 2022
Reporter
M. Faiz Zaki
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 1 April 2022 12:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat minyak goreng ikut menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen pada Maret 2022. Komoditi ini termasuk ke dalam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Kepala BPS Margo Yuwono menuturkan, keadaan ini terjadi akibat pemerintah melepas Harga Eceran Tertinggi (HET) ke pasar. Sebelumnya, harga minyak goreng pada bulan Februari lalu diatur oleh pemerintah.
Hal tersebut terjadi, kata Margo, karena pemerintah mencabut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2022 terkait penetapan harga eceran tertinggi.
"Sehingga harga diserahkan kepada mekanisme pasar, itu menunjukkan kenaikan harga di bulan Maret 2022 kalau dibandingkan Februari 2022. Dan itu andilnya sebesar 0,04 persen.” Kata Margo dalam siaran langsung melalui YouTube BPS Statistics pada Jumat, 1 April 2022.
Sebagaimana diketahui, harga minyak goreng pada bulan Februari ditetapkan menjadi tiga, yaitu untuk minyak goreng curah, minyak goreng kemasan sederhana, dan minyak goreng kemasan premium.
Tidak lama berselang, HET minyak goreng kemasan dicabut dan HET minyak goreng curah dinaikkan menjadi Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kilogram pada 16 Maret 2022.
Margo menjelaskan, tren harga minyak goreng sejak Januari 2021 sampai Maret 2022 terus mengalami kenaikan. Namun karena penetapan HET pada Februari 2022, minyak goreng menyumbang deflasi.
<!--more-->
“Karena bulan Februari yang kemarin terjadi penurunan harga dibanding Januari, sehingga andilnya terhadap inflasi -0,11 persen, deflasi di sana,” katanya.
Pada data yang ditampilkan Margo, harga minyak goreng kemasan bulan Maret tercatat Rp 19.170 per liter. Sedangkan minyak goreng curah tercatat di harga Rp 16.950 per kilogram.
Selain minyak goreng, cabai merah juga memberikan andil inflasi 0,10 persen pada bulan Maret 2022. Penyebabnya adalah pergeseran musim, padahal diperkirakan sudah masuk kemarau dan dampaknya pada keterbatasan pasokan.
Kemudian ada telur ayam ras sebesar 0,04 persen yang dikarenakan biaya pakan ternak mengalami kenaikan. Harga jual telur pun juga mulai ikut terkerek di pasaran.
“Kalau dilihat dari komoditas utamanya kepada harga bergejolak adalah cabai merah, minyak goreng, dan telur ayam ras,” tutur Margo.
Baca: Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Pasien Bisa Naik Layanan VIP Pakai Asuransi Swasta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.