Serangan Rusia ke Ukraina Kerek Kenaikan Harga Komoditas, RI Diuntungkan?

Selasa, 1 Maret 2022 16:28 WIB

Orang-orang berseragam terlihat melemparkan barang-barang ke dalam api di luar gedung intelijen di tempat unit Kementerian Pertahanan Ukraina, di Kyiv, Ukraina, 24 Februari 2022. Beberapa pusat komando militer Ukraina telah terkena serangan rudal Rusia. REUTERS TV/melalui REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak pekan lalu telah mengerek kenaikan harga sejumlah komoditas di pasar global seperti emas, perak, aluminium, dan nikel. Lalu apakah Indonesia bakal diuntungkan dengan kondisi ini?

Dosen Paramadina Graduate School of diplomacy Mahmud Syaltout menilai Indonesia akan diuntungkan oleh konflik antara Rusia dan Ukraina. Apalagi Indonesia saat ini dikenal sebagai negara penghasil emas, perak, aluminium dan nikel.

"Yang saat ini juga ikutan naik pasca meningkatnya eskalasi konflik Rusia dengan Ukraina," ujar Mahmud dalam keterangan resmi, Selasa, 1 Maret 2022.

Oleh karena itu, ia menyebutkan, bila peluang tersebut bisa dioptimalkan, perekonomian nasional bukan hanya selamat dari ancaman defisit karena lonjakan harga migas. "Tapi juga bisa untung besar," tuturnya.

Mahmud menjelaskan, dari hasil riset terkait perang-perang Asia saat perang dingin disebutkan tidak semua negara mengalami kerugian, defisit, ataupun krisis perdagangan maupun ekonomi. Bahkan, beberapa negara justru diuntungkan oleh ketegangan konflik antar negara maupun perang terbuka.

Agar Indonesia bisa mendapatkan untung besar di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina, kata Mahmud, perlu strategi jitu di bidang pertambangan. Strategi tersebut meliputi hulu hingga hilirnya, termasuk tentu saja terkait pembangunan smelter dan lain-lainnya.

"Di sinilah, politik bebas Aktif Indonesia menemukan relevansi dan signifikansinya," ucapnya.

Namun begitu, menurut dia, Indonesia sebagai negara net importir minyak bumi bisa akan dirugikan jika kenaikan harga minyak dan gas bumi yang semakin tinggi usai konflik antara Rusia dan Ukraina terjadi dalam jangka panjang.

Advertising
Advertising

Meroketnya harga minyak bumi dan gas jika tak diantisipasi oleh pemerintah Indonesia, kata Mahmud, akan semakin membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya tertekan oleh pandemi Covid-19. "Pertumbuhan ekonomi kita yang lumayan membaik tahun 2021, bisa jadi terdampak," tuturnya.

Sebelumnya, pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, memperkirakan serangan militer Rusia ke Ukraina bakal membuat APBN menanggung beban berat. Pasalnya, konflik tersebut menyulut meroketnya harga acuan minyak dunia hingga menembus posisi tertinggi.

“Sebagai negara net importir, Indonesia tidak diuntungkan sama sekali atas kenaikan harga minyak tersebut. Bahkan, membumbungnya harga minyak itu justru merugikan dan memperberat beban APBN,” ujar Fahmy dalam pesan pendek saat dihubungi pada Jumat, 25 Februari 2022.

Harga acuan minyak mentah Brent kemarin sudah menembus level US$ 105 per barel atau mencapai rekor tertinggi dalam enam tahun terakhir. Sementara itu, harga acuan minyak West Texas Intermediate turut mengalami kenaikan rata-rata 7 persen menuju US$ 99 per barel dari sebelumnya US$ 95 per barel.

Fahmy berujar, APBN akan makin menanggung beban jika pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab, dengan melonjaknya harga acuan minyak dunia, Pertamina harus menjual BBM di bawah harga keekonomian yang beban kerugiannya akan diganti oleh pemerintah dalam bentuk dana kompensasi.

Berikutnya, ia menilai pemerintah perlu segera menyesuaikan Indonesia crude price (ICP) secara proporsional mengikuti perkembangan harga minyak dunia akibat dampak invasi Rusia ke Ukraina.

ANTARA | FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca: Di Depan Jokowi, Ainun Najib Sebut Yakin Talenta Digital RI Masuk 4 Besar Dunia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

2 jam lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

22 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

23 jam lalu

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

Ekonom senior Faisal Basri memprediksi dua sumber anggaran yang kemungkinan dapat dialihkan untuk mendanai makan siang gratis

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

1 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

2 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

2 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

2 hari lalu

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

Pemerintah menetapkan 16 PSN baru pada 2024 yang akan diteruskan pemerintahan Prabowo-Gibran. Sektor apa yang akan mendominasi?

Baca Selengkapnya