Unit Link Disorot, Ini 4 Jenis Produknya dan Ditempatkan di Investasi Apa Saja?

Sabtu, 5 Februari 2022 14:02 WIB

Pekerja membersihkan logo asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, Jakarta, Selasa, 8 Juni 2021. Nilai itu meningkat 10,8 persen dibandingkan April tahun lalu yang hanya Rp 498,23 triliun. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Industri asuransi tengah disorot publik khususnya soal unit link atau produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI). Salah satunya karena masih banyak konsumen yang tak mengerti fitur produk secara lengkap berikut risiko yang menyertainya.

Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan kini tengah memperketat aturan terkait produk finansial tersebut. OJK juga mengingatkan masyarakat bahwa ada sejumlah perbedaan antara produk asuransi tradisional dengan unit link.

Unit link menawarkan layanan fitur tambahan untuk memudahkan konsumen yang ingin mendapatkan proteksi tapi juga ingin berinvestasi. Meski begitu, unit link dipastikan bukan produk tabungan.

Selain untuk keperluan proteksi, sebagian premi yang dibayarkan oleh konsumen akan dialokasikan untuk pengembangan dana atau investasi. Oleh karena itu, nilai tunai pada unit link bergerak fluktuatif mengikuti perkembangan pasar modal dan kondisi perekonomian.

OJK melalui cuitannya di Twitter resmi @ojkindonesia, menjelaskan, bahwa dalam suatu waktu, sangat mungkin nilai aktiva bersih (NAB) dari unit link mengalami penurunan karena gejolak pasar modal. Sebagaimana investasi, terdapat risiko penurunan nilai investasi pada unit link yang harus dipahami oleh calon konsumen.

Advertising
Advertising

"Misalnya, di saat harga saham atau pasar uang turun, nilai investasi Unit Link jg akan terkena dampaknya. Seperti prinsip investasi, high risk–high return," cuit OJK, Jumat, 4 Februari 2022.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu sebelumnya menyebutkan bahwa produk asuransi unit link merupakan produk proteksi yang dikombinasikan dengan investasi. Dalam skema produk tersebut, premi yang dibayarkan nasabah sebagian akan dialokasikan untuk proteksi dan sebagian lagi akan dialokasikan untuk investasi.

"Jangan salah kaprah, banyak masyarakat yang melihat unit link itu investasinya. Kebalik, mustinya lihat proteksinya. Adapun, unsur investasi di sana (sifatnya) seperti back up," ujar Togar ketika dihubungi.

Pembayaran premi polis asuransi unit link, kata dia, juga harus dilakukan sepanjang kontrak berlangsung agar mendapatkan proteksi dan hasil investasi yang optimal. Jika pembayaran premi terhenti di tengah masa kontrak, maka nilai unit investasi nasabah bisa berkurang karena akan digunakan untuk pembayaran premi asuransi.

Bila unit investasi nasabah minus, menurut Togar, nasabah harus tetap menambah atau top up membayar premi. "Misalnya nasabah bayar premi unit link selama 10 tahun, katakanlah tahun ke-8 meninggal. Itu kan uang pertanggungannya besar yang harus dibayarkan perusahaan asuransi jiwa ke ahli waris," tuturnya.

Perusahaan dalam hal ini harus tetap membayar uang pertanggungan Rp 1 miliar. "Padahal baru bayar premi Rp 100 juta atau Rp 200 juta. Nah, yang dilihat itu proteksinya," ucap Togar.

<!--more-->

Lalu apa saja jenis unit link yang ditawarkan selama ini dan bagaimana karakteristiknya? Berikut penjelasan lengkap OJK.

1. Cash Fund Unit Link atau Unit Link Pasar Uang

Dalam produk unit link ini, seluruh porsi investasi ditempatkan di instrumen pasar uang seperti deposito berjangka, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat utang jangka pendek.

Penempatan dana ini memiliki risiko yang rendah namun juga imbal hasil yang terbatas. Unit link jenis ini cocok untuk konsumen pemula yang cenderung konservatif atau tidak berani mengambil risiko.

2. Fixed Income Unit Link atau Unit Link Pendapatan Tetap

Adapun pada produk unit link ini, komposisi dana investasi nasabah ditempatkan minimal 80 persen di instrumen obligasi atau surat utang dan sisanya ditempatkan di instrumen pasar uang.

Adapun risiko investasi pada unit link jenis ini lebih tinggi dibandingkan dengan unit link pasar uang, tetapi memiliki peluang imbal hasil yang lebih tinggi pula. Produk unit link tersebut cocok bagi konsumen yang ingin mendapatkan imbal hasil yang relatif stabil dan mampu menerima risiko sedang atau moderat.

3. Managed Unit Link atau Unit Link Pendapatan Campuran

Produk unit link ketiga ini mengatur penempatan porsi investasi di instrumen saham, obligasi, dan pasar uang dengan komposisi tertentu. Risiko dan potensi imbal hasil dari unit link ini lebih besar dari unit link berpendapatan tetap, tapi lebih kecil dari unit link saham.

Unit link ini sesuai untuk konsumen yang ingin memperoleh pendapatan yang memadai sekaligus peluang pertumbuhan investasi jangka panjang.

4. Equity Unit Link atau Unit Link Dana Saham

Terakhir, produk unit link keempat ini menempatkan dana nasabah pada saham minimal 80 persen. Unit link saham menawarkan imbal hasil yang paling besar tetapi juga memiliki risiko paling besar.

Adapun nilai investasi sangat bergantung terhadap pergerakan indeks saham. Unit link ini cocok untuk investasi jangka panjang dan konsumen yang memiliki pemahaman investasi yang baik serta berani mengambil risiko atau agresif.

BISNIS

Baca: Bitcoin Menguat Lebih dari 11 Persen, Kini Harganya Rp 597,3 Jutaan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

13 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

13 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

16 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

20 jam lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

21 jam lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

1 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

2 hari lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

2 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya