Dampak Ekonomi Akibat Memuncaknya Varian Omicron Diprediksi Tidak Separah Delta
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 5 Februari 2022 12:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad memprediksi dampak ekonomi akibat memuncaknya kasus baru Covid-19 karena varian Omicron tidak separah Delta. Sektor-sektor ekonomi diperkirakan masih dapat berjalan lantaran tingkat fatalitas Omicron terhadap pasien lebih rendah ketimbang varian sebelumnya.
“Belajar dari negara lain, varian Omicron penyebarannya cepat, kurvanya naiknya akan begitu cepat, tapi di turunnya juga akan cepat. Lalu, dampak yang kita lihat di negara lain, vatality rate-nya lebih rendah,” ujar Tauhid saat dihubungi pada Sabtu, 5 Februari 2022.
Melihat sirkulasi penyebaran wabah yang terjadi selama dua tahun terakhir, Tauhid menuturkan pandemi Covid-19 akan memberikan efek langsung dan tidak langsung. Dampak langsung akan dirasakan oleh sektor-sektor ekonomi yang berhubungan dengan pergerakan masyarakat.
Dia mengatakan bila pemerintah meningkatkan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM hingga skala ketat, sektor industri yang berkaitan dengan mobilisasi masyarakat bakal terpukul. Sektor-sektor itu, misalnya, transportasi, pariwisata, pusat perbelanjaan, hingga jasa pendidikan.
Sedangkan efek tidak langsung akan dirasakan oleh industri yang kegiatannya terdampak oleh penurunan konsumsi atau permintaan jasa. “Misalnya industri makanan dan minuman akan terdampak karena permintaan dari kantor, restoran, rumah-rumah tangga akan menurun. Ini harus diantisipasi,” ujar Tauhid.
<!--more-->
Meski demikian, Tauhid melihat ada juga sektor-sektor ekonomi yang akan kembali moncer di tengah peningkatan kasus Covid-19. Industri yang berhubungan dengan fasilitas kesehatan, farmasi, hingga alat-alat kesehatan akan kembali mengalami pertumbuhan signifikan. Begitu juga dengan sektor telekomunikasi yang akan tumbuh akibat naiknya permintaan kebutuhan terhadap akses digital.
“Dulu telekomunikasi (pertumbuhannya) sempat di atas 10 persen, lalu normal. Sekarang kalau orang work from home lagi, orang sekolah dari rumah, kebutuhan digital akan meningkat,” ucap Tauhid.
Melihat pelbagai kemungkinan dampak ini, Tauhid memperkirakan pertumbuhan ekonomi sedikit terganggu pada kuartal I. Menurut dia, pertumbuhan tidak akan mencapai target pemerintah di kisaran 5,2 persen.
Meski demikian, efek domino dari eskalasi penyebaran varian Omicron tetap tergantung pada respons pemerintah. Tauhid melihat, pemerintah untuk saat ini relatif lambat menaikkan status level PPKM.
Baca: Bitcoin Menguat Lebih dari 11 Persen, Kini Harganya Rp 597,3 Jutaan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.