Lanjutkan Reli, Harga Minyak Mentah Diprediksi Bakal Tembus USD 100 per Barel

Sabtu, 5 Februari 2022 09:51 WIB

Ilustrasi kilang minyak. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak meroket hingga mencapai rekor tertinggi dalam tujuh tahun terakhir pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Kenaikan harga komoditas ini memperpanjang reli ke minggu ke tujuh, di tengah kekhawatiran yang sedang berlangsung tentang gangguan pasokan yang dipicu oleh cuaca dingin AS dan gejolak politik yang sedang berlangsung di antara produsen utama dunia.

Harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk pengiriman Maret tercatat naik 2,4 persen atau US$ 2,16 menjadi US$ 93,27 per barel. Sebelumnya, harga minyak tersebut sempat menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2014 di US$ 93,7 per barel. Selama pekan ini, harga minyak Brent naik 2,3 persen.

Adapun harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 2,04 atau 2,3 persen menjadi US$ 92,31 per barel. Harga komoditas ini sebelumnya mencapai US$ 93,17, tertinggi sejak September 2014. Adapun harga minyak WTI melonjak 6,3 persen dalam reli terpanjang sejak Oktober.

Melejitnya harga minyak tersebut dipercepat dalam dua hari terakhir karena pembeli terus menambah pesanan ke dalam kontrak minyak mentah, dipicu ekspektasi bahwa pemasok dunia akan terus kesulitan untuk memenuhi permintaan.

Harga minyak mentah yang telah reli sekitar 20 persen sepanjang tahun ini diperkirakan bakal melampaui level US$ 100 per barel karena permintaan global yang kuat, kata ahli strategi pasar minggu ini.

Advertising
Advertising

Dengan prediksi bullish itu, para pengelola uang menaikkan posisi beli bersih minyak mentah berjangka AS dan posisi opsi dalam seminggu hingga 1 Februari sebesar 6.616 kontrak menjadi 304.013 kontrak. Hal tersebut disampaikan oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).

Adapun Citi Research memperkirakan pasar minyak akan berubah menjadi surplus segera setelah kuartal berikutnya, mengerem reli. "Lonjakan menuju minyak mentah US$ 100 tidak boleh dikesampingkan dalam jangka pendek, tetapi risiko penurunan berlimpah, termasuk kemunduran Omicron pada permintaan, kekhawatiran pertumbuhan ekonomi dan koreksi pasar keuangan karena bank sentral memerangi inflasi," kata Bjørnar Tonhaugen, kepala pasar minyak Rystad Energy.

Adanya badai musim dingin yang membawa kondisi es di Amerika Serikat, khususnya di Texas, juga memicu kekhawatiran pasokan karena dingin yang ekstrem dapat menyebabkan produksi ditutup sementara. Hal ini mirip dengan apa yang terjadi di negara bagian itu setahun lalu.

Berita terkait

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

21 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

3 hari lalu

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang dikeluhkan adalah keberadaan minyak kita yang hilang dari peredaran.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

6 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

6 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

7 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

11 hari lalu

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

Anggota Komisi VI sekaligus anggota Panja Energi DPR RI, Amin Ak, mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi dampak ekonomi dari konflik Iran dengan Israel, terutama dalam hal menjaga pasokan minyak domestik.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

13 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

14 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

14 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya