Cegah Covid-19, Pemerintah Terapkan Travel Bubble untuk Penyelenggaraan G20
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 25 Januari 2022 07:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerald Plate mengatakan pemerintah akan menerapkan skema travel bubble untuk menyambut penyelenggaraan Presidensi G20 di Indonesia. Kebijakan travel bubble diyakini dapat mencegah penyebaran Covid-19 saat forum internasional digelar.
“Skenario travel bubble pasti juga disiapkan. Karena apa? Memperhatikan perkembangan Covid-19 saat ini di sisi yang satu, tapi di sisi yang lain kita ingin kesuksesan penyelenggaraan G20 yang akan ada 158 meeting nanti di 19 kota dan melibatkan 20.988 delegasi,” ujar Johnny dalam keterangannya, Senin, 24 Januari 2022.
Johnny menjelaskan mekanisme travel bubble akan berjalan sesuai dengan perkembangan penyebaran varian Covid-19 Omicron. Varian baru Covid-19 ini sedang menyebar secara masif di sejumlah negara dan mendorong peningkatan kasus positif virus corona.
Menurut Johnny, menyambut hajatan internasional, pemerintah harus menyiapkan kebijakan-kebijakan yang tepat. Adapun ia menyebut, travel bubble pernah diterapkan pada penyelenggaraan kegiatan nasional PON XX Papua di tengah pandemi Covid-19.
Travel bubble dianggap sukses menekan potensi penularan wabah dan selanjutnya akan diberlakukan untuk pelbagai agenda internasional. Selain G20, travel bubble akan diterapkan untuk perhelatan balap internasional, MotoGP, yang akan berlangsung di Mandalika pada Maret 2022.
“Ujian pertama kita nanti adalah MotoGP yang akan dilakukan pada bulan Maret. Kalau itu sudah dilakukan dengan baik, selanjutnya event-event G20 kita harapkan menjadi lebih baik lagi dengan pengalaman-pengalaman yang ada,” katanya.
<!--more-->
Indonesia akan menjadi Presidensi Forum G20 pada 2022. Forum internasional yang digelar di Bali ini akan diikuti oleh 20.988 delegasi dari 20 negara yang menjadi anggota konferensi tingkat tinggi.
Dikutip dari Buku G20Pedia yang diterbitkan secara resmi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebanyak 429 delegasi akan datang pada KTT G20, 4.581 datang pada minesterial meetings, dan 1.212 akan hadir pada deputies atau sherpa meetings.
Kemudian 8.330 delegasi akan datang pada working groups meetings serta 6.436 delegasi akan datang pada engagement groups meetings. Meski acara utama G20 digelar di Bali, ada beragam pertemuan para delegasi yang dihelat di berbagai titik di Indonesia.
Selain Bali, G20 akan diselenggarakan di Jakarta, Bogor, Bandung, Sorong, Lombok, Surabaya, Labuan Bajo, Danau Toba, Manado, Malang, dan wilayah lain yang jumlahnya total 19 kota. Pada Forum G20, Indonesia adalah satu-satunya anggota ASEAN yang tergabung.
Indonesia dianggap memiliki peran penting karena menempati peringkat 10 dalam daftar prioritas daya beli atau purchasing power parity di antara anggota G20. Indonesia juga digadang-gadang menjadi kekuatan pasar baru dengan produk domestik bruto di atas US$ 1 triliun.
Pada tahun ini, Presidensi G20 akan membahas isu utama yang meliputi arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital ekonomi. Indonesia akan mengambil peran dalam beberapa inisiatif, seperti Global Expenditure Support Fund atau GESF.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: Sandiaga Uno: Indonesia-Jepang Jajaki Rencana Kerja Sama Travel Bubble