Alasan DPD Pertanyakan Komitmen Sri Mulyani pada Otonomi Daerah

Senin, 24 Januari 2022 15:07 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 10 Juni 2021. Rapat tersebut membahas pagu indikatif Kementerian Keuangan dalam RAPBN 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mempertanyakan turunnya alokasi anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) 2022 ke Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ketua Komisi IV DPD Sukiryanto lalu menyinggung soal otonomi daerah akibat penurunan ini.

"Penurunan angka TKDD ini menimbulkan pertanyaan mengenai komitmen pemerintah pusat dalam mendukung otonomi daerah," kata dia dalam rapat bersama di Jakarta, Senin, 24 Januari 2022.

Tahun ini, pemerintah mengalokasikan TKDD sebesar Rp 769,61 triliun. Anggaran ini turun dibandingkan 2021 yang mencapai Rp 770,27 triliun dan 2019 yang Rp 812,97 triliun. Akan tetapi, nominal tahun ini lebih besar dibanding 2020 yang sebesar Rp 762,53 triliun.

Sukiryanto juga mempertanyakan porsi TKDD terhadap total belanja negara yang terus turun dalam enam tahun terakhir. Dari 38,1 persen pada 2016 menjadi 28,4 persen 2022. Selain itu, ia mempertanyakan penyaluran dana TKDD yang sering terlambat pada 2021.

Lalu, Sukiryanto mengungkapkan penyaluran TKDD yang masih mengalami kendala dan harus jadi perhatian, terutama pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH). "Salah satu penyebabnya daerah belum memenuhi persyaratan untuk disalurkan," kata dia.

Merespons hal tersebut, Sri Mulyani menyebut angka TKDD sebesar Rp 769,61 triliun tahun ini tak lepas dari pembahasan UU Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2022 yang dilakukan sebelum adanya lonjakan harga komoditas di akhir tahun lalu.
<!--more-->
Sehingga, pendapatan negara 2022 masih dipatok Rp Rp 1.846 triliun. Tapi ternyata, realisasi pendapatan negara di 2021 bisa tembus di atas Rp 2.000 triliun akibat naiknya harga komoditas.

Karena itu, alokasi TKDD tahun ini masih menggunakan formula Pendapatan Dalam Negeri (PDN) Neto yang belum direvisi berdasarkan pengaruh komoditas. "Ini tidak ada hubungannya dengan komitmen desentralisasi atau tidak," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani lantas mencontohkan situasi di tahun 2022 ketika pendapatan negara anjlok 16 persen dan penerimaan pajak 19 persen. Secara teoritis, kata dia, TKDD seharusnya turun mengikuti besaran tersebut. "Tapi hanya dipotong 6,2 persen," kata dia.

Bagi Sri Mulyani, hal ini bukan masalah komitmen mengenai otonomi daerah atay desentralisasi, tapi ini strategi of survival. Sebaliknya ketika penerimaan naik karena harga komoditas, maka Sri Mulyani mengklaim langsung membayar sebagian ke daerah.

Ia mencontohkan DBH 2021 yang dipatok di APBN 2021 sebesar Rp 102 trilin, tapi realisasinya Rp 117 triliun lebih. "Jadi tidak seperti orang mengatakan seolah-olah ini angkanya ditetapkan UU, saya melototin APBN sambil berdoa. Tidak, itu bergerak, UU bilang begini nyatanya begini," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Airlangga: Anggaran Pembangunan Tahap I Ibu Kota Negara Rp 45 Triliun

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

9 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

22 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

1 hari lalu

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

Hari ini, 27 April 1999, adalah berdirinya Kota Ternate berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

Baca Selengkapnya

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

1 hari lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

2 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya