Dolar AS Melemah karena Sentimen Inflasi AS, Rupiah Berada di Level Rp14.340

Jumat, 21 Januari 2022 17:39 WIB

Karyawan bank mengitung uang 100 dolar amerika di Bank Mandiri Pusat, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, semakin tertekan dampak wabah COVID-19. Rupiah ditutup melemah 240 poin atau 1,61 persen menjadi Rp15.173 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.933 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika ditutup menguat 4 poin ke level Rp14.340 pada perdagangan akhir pekan. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah sempat menguat 15 poin ke level Rp14.336 per dollar Amerika Serikat.

Ibrahim memprediksi pada Senin depan, rupiah dibuka fluktuatif. “Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat tipis di rentang Rp.14.310 - Rp.14.370,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Jumat, 21 Januari 2022.

Ia melihat pelemahan dolar AS hari ini dari sisi eksternal karena kekhawatiran inflasi akan tetap tinggi dan Federal Reserve AS akan memperketat kebijakan moneternya memperburuk sentimen investor. Kemudian itu mendorong kenaikan safe-haveni Yen Jepang vis-à-vis dolar Australia yang lebih berisiko.

Selain itu katanya, pelemahan dolar karena reli dalam imbal hasil treasury AS mendingin. Biar begitu, masih berjalan menuju terbaik dalam dua bulan.

Kemudian Saham AS mengalami aksi jual tajam semalam di jam-jam terakhir perdagangan, sementara rekan-rekan Asia turun pada hari Jumat.

Advertising
Advertising

“Imbal hasil Treasury AS mundur dari tertinggi multi-tahun. Namun, imbal hasil AS naik, didorong oleh ekspektasi pasar bahwa Fed akan mengetatkan kebijakan moneter lebih cepat dari yang diantisipasi,” lanjutnya.

<!--more-->

Menurut Ibrahim, Dana The Fed berjangka telah sepenuhnya memperhitungkan suku bunga pada Maret 2022 dan total empat kenaikan dalam setahun. Lalu The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan dua hari untuk menjatuhkan keputusan mulai Selasa.

Bagi Ibrahim, investor akan mencari petunjuk tentang jadwal The Fed untuk kenaikan suku bunga dan pengurangan aset. Walau volatilitas baru-baru ini, dolar bisa naik lebih lanjut karena The Fed memperketat kebijakan moneternya menurut beberapa investor.

Menurutnya, Westpac dalam catatan klien mengatakan, mata uang "Harus terus menguat ke pertemuan The Fed minggu depan”. Dalam catatan tersebut Ibrahim menganalisis klien “tidak akan terkejut” jika indeks dollar mencapai tertinggi 2021 pada angka 96,938.

Westpac pada catatan itu menuliskan "Memang, harus terus menguat ke pertemuan Fed minggu depan," dan selanjutnya ada yang tertulis "tetapi perbandingan langsung dari indeks dolar versus spread hasil menunjukkan bahwa dolar belum sepenuhnya dihargai dalam cerita ini."

Menelisik ke dalam negeri, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimis ekonomi Indonesia tumbuh antara 4,7 persen sampai 5,5 persen pada 2022 sejalan akselerasi konsumsi swasta dan investasi.

“Perkiraan ini di tengah belanja fiskal pemerintah dan ekspor yang tetap terjaga, meski risiko kenaikan kasus COVID-19 perlu terus diwaspadai,” ujar Ibrahim.

Ia menilai proyeksi tersebut didukung juga oleh mobilitas yang terus meningkat, sejalan dengan akselerasi vaksinasi, pembukaan ekonomi yang makin luas dan stimulus kebijakan yang berlanjut.

<!--more-->

Kinerja lapangan usaha utama terlihat meningkat seperti di sektor industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan pertaninan. Kemudian Ibrahim menuturkan, perbaikan ekonomi diperkirakan terjadi di seluruh wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara.

“Sementara untuk 2021, orang nomor satu di bank sentral RI ini memprediksikan ekonomi akan tumbuh di antara 3,2 persen sampai empat persen,” jelas Ibrahim.

Menurutnya hal itu seiringan dengan perkembangan indikator ekonomi pada Desember 2021 terindikasi akselerasi proses pemulihan, antara lain mobilitas masyarakat, penjualan eceran, dan keyakinan konsumen.

Ibrahim memperhatikan, sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimis perekonomian nasional pada 2022 mampu tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya. Menkeu sudah melihat Indonesia mampu mengatasi persoalan pandemi selama dua tahun terakhir, termasuk saat varian Delta merebak.

Pantauan Ibrahim mendapati APBN juga mampu menjalankan fungsinya sebagai instrument countercyclical selama pandemi Covid-19. “Sehingga, mampu sebagai penopang perekonomian nasional di situasi sulit akibat pandemi Covid-19,” jelasnya.

Kemudian Ibrahim mengatakan, kinerja penerimaan negara dari sektor perpajakan mengalami perbaikan signifikan di tahun 2021 lalu yang melebihi target. Seiringan juga pada penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berhasil melewati target yang ditetapkan.

M. Faiz Zaki

BACA: Rupiah Menguat di Level Rp 14.364 per Dolar AS, Besok Diprediksi Fluktuatif

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

15 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

3 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya