Harapan Wapres Ma'ruf Amin setelah BPKH Suntik Dana untuk Sehatkan Bank Muamalat
Reporter
Bisnis.com
Editor
Kodrat Setiawan
Jumat, 21 Januari 2022 06:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bahwa suntikan dana dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) merupakan upaya penyehatan Bank Muamalat.
"Itu langkah yang diambil sekarang bagaimana melakukan penyehatan Bank Muamalat salah satunya perlu adanya suntikan (dana) karena investor luar negeri tidak nambah modal," kata Ma'ruf Amin kepada Bisnis, Kamis, 20 Januari 2022.
Dengan kondisi bank yang kini sudah kembali sehat, kata Wapres, ke depannya diharapkan akan banyak investor yang akan mengikuti jejak BPKH menanamkan modalnya ke Bank Muamalat. "BPKH itu hanya mengawali [investasi di Bank Muamalat]," ujarnya.
BPKH resmi menjadi pemegang saham pengendali Bank Muamalat Indonesia atau BMI setelah Islamic Development Bank (IsDB) menghibahkan 7,9 miliar saham pada 16 November 2021.
Sebagai pemegang saham pengendali, BPKH juga akan menyuntikkan dana segar sebesar Rp 1 triliun dalam aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Setelah menyuntikkan dana, total saham BPKH saat ini mencapai 78,45 persen di Bank Muamalat.
BPKH juga akan membeli instrumen subordinasi dengan berbasis akad syariah sebanyak-banyaknya Rp 2 triliun.
<!--more-->
Sebelumnya, Kepala Badan Pelaksana BPKH, Anggito Abimanyu menuturkan bahwa investasi yang dilakukan pihaknya ke Bank Muamalat merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji. Menurutnya, melalui kepemilikan BMI, BPKH dapat menjangkau dan melayani lebih banyak calon-calon jemaah haji.
Di sisi lain, Bank Muamalat juga memiliki jaringan yang kuat di sektor perhajian, umrah, pembiayaan UMKM, serta pasar konsumen muslim. "Nilai manfaat bisa dividen, capital gain dan juga bagaimana BPKH memanfaatkan cabang BMI di seluruh Indonesia dan layanan digital untuk bisa memberikan layanan," ujarnya di Jakarta, 4 Januari 2021.
Anggito memaparkan sebelum menyuntikkan modal kepada Bank Muamalat, BPKH telah bekerja sama dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk mengelola aset atau pembiayaan berkualitas rendah di Bank Muamalat senilai Rp 10 triliun. Dengan metode tersebut, dia menyatakan bahwa Bank Muamalat telah menjadi bank yang sehat dan siap dikembangkan melalui injeksi modal BPKH.
"Dengan penjualan pembiayaan aset berkualitas rendah dari Bank Muamalat kepada PPA, maka non-performing financing [NPF] akan turun menjadi sekitar 0,58 persen," kata Anggito.
BISNIS
Baca juga: Bos Kapal Api Ungkap Soal Kecenderungan Konglomerat Hindari Pajak, tapi Sulit
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.