IHSG Melesat Tinggi di 6.630,8, Samuel Sekuritas: Saham-saham Nikel Menguat
Reporter
Tempo.co
Editor
Martha Warta Silaban
Kamis, 20 Januari 2022 12:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG berhasil mengakhiri tren negatifnya dan melesat cukup tinggi pada sesi pertama perdagangan Kamis, 20 Januari 2022. Sesi pertama IHSG berada di angka 6.630,8, atau naik 0,58 persen lebih tinggi dari angka penutupan kemarin (6.591,9).
Menurut catatan Samuel Sekuritas Indonesia, sebanyak 285 saham menguat, 240 melemah, dan 160 stagnan pada sesi pertama perdagangan hari ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,2 triliun.
Di akhir sesi pertama hari ini, tercatat angka beli bersih investor asing sebesar Rp 187,7 miliar di pasar reguler, sementara di pasar negosiasi tercatat jual bersih investor asing sebesar Rp 70,7 miliar.
Saham Telkom Indonesia (TLKM) menjadi saham yang paling banyak dibeli investor asing di pasar reguler pada sesi pertama hari ini, dengan nilai net buy asing mencapai Rp 116,5 miliar, disusul ARTO (Rp 108,5 miliar) dan BBCA (Rp 46,2 miliar).
Sementara itu, saham Bank BBRI (BBRI) menjadi saham yang paling banyak dilepas investor asing di sesi pertama hari ini, dengan nilai net sell asing mencapai Rp 39,4 miliar, disusul BFIN (Rp 28,7 miliar) dan ASII (Rp 28,3 miliar).
Saham-saham nikel menunjukkan penguatan di sesi pertama hari ini, diduga didorong oleh tren positif harga nikel di pasar global seiring dengan tingginya permintaan nikel untuk pembuatan baterai mobil listrik dan rendahnya cadangan nikel yang tersedia di gudang bursa global.
Beberapa saham tersebut diantaranya TINS (+5,1 persen), INCO (+2 persen), NIKL (+1,6 persen) dan HRUM (+0,4 persen), bahkan saham Aneka Tambang (ANTM) yang sempat berada dalam tren negatif sejak awal tahun ini, berhasil bangkit dan menutup sesi dengan kenaikan +8,4 persen ke level Rp 1.870 per saham. <!--more-->
Saham pengisi lima besar top gainer di sesi pertama ini (berdasarkan persentase kenaikan) antara lain: TRIN (+20,9 persen ke Rp 322 per saham); PKPK (+17,6 persen ke Rp 240 per saham); SNLK (+16,6 persen ke Rp 805 per saham); PTSP (+15 persen ke Rp 7.450 per saham); ADMR (+12,3 persen ke Rp 1.000 per saham)
Sementara itu, lima besar top loser sesi pertama hari ini (berdasarkan persentase penurunan) antara lain: POLL (-6,9 persen ke Rp 535 per saham); ALKA (-6,9 persen ke Rp 322 per saham); MTSM (-6,9 persen ke Rp 268 per saham); PANR (-6,8 persen ke Rp 244 per saham); AMAR (-6,8 persen ke Rp 680 per saham)
Sementara di AS, bursa kembali ditutup melemah perdagangan Rabu, 19 Januari waktu setempat; DJIA -0.96%, S&P500 -0.97%, dan Nasdaq -1.15%. Pasar AS cukup terpengaruh oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap melambungnya nilai imbal hasil (yield) obligasi pemerintah (Treasury) AS dan kemungkinan pengetatan kebijakan moneter oleh The Fed, salah satunya kenaikan suku bunga acuan.
Kemungkinan kenaikan suku bunga ini terutama memukul indeks Nasdaq (yang berisi banyak saham-saham teknologi) karena kenaikan suku bunga akan sangat mempengaruhi profitabilitas emiten-emiten teknologi yang bergantung pada pinjaman untuk pengembangan bisnisnya.
Namun bursa Asia justru mayoritas bergerak naik, salah satunya didorong oleh keputusan otoritas Cina untuk memangkas suku bunga pinjaman guna mendongkrak pertumbuhan ekonominya. Di akhir sesi pertama hari ini, Nikkei (+1,1 persen), Kospi (+0,48 persen), Shanghai (+0,29 persen), Hang Seng (+2,33 persen) dan STI (+0,22 persen) semuanya bergerak menguat.
Baca Juga: Samuel Sekuritas Perkirakan IHSG Masih Tertahan di Kisaran 6.500-6.750
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan PT Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.