Kereta Cepat Terkendala Tanah Lempung, Luhut: Menurut Ahli Bisa Tahan Goyangan
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 12 Januari 2022 15:54 WIB
TEMPO.CO, Purwakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan pada hari ini meninjau pengerjaan terowongan (Tunnel 2) kereta cepat Jakarta-Bandung di Desa Bunder, Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
"Lokasi tanah di sekitar Tunnel 2 sedikit lempung, tapi itu dapat diatasi dengan baik," kata Luhut, di Purwakarta, Rabu, 12 Januari 2022.
Menteri Luhut sebelum meninjau terowongan telah mendengarkan paparan dari pihak pengembang proyek strategis nasional tersebut. Sesuai dengan penjelasan ahli, kata Luhut, masalah kondisi tanah yang lempung itu bisa teratasi.
Bahkan ia yakin penyelesaian terowongan itu dapat rampung sesuai target yakni pada April 2022.
Luhut sebelumnya menduga kalau struktur tanah di lokasi proyek banyak tanah lempung bisa mengganggu proyek. Tapi ternyata setelah melihat langsung, ia menilai kondisi saat ini semakin baik dan terus dikerjakan ke dalam, karena di atas sudah di bor juga dicor bahan beton.
"Menurut ahli-ahli, ini bisa menahan goyangan," ujarnya.
Saat melakukan kunjungan ke terowong kereta cepat itu, Luhut menggunakan kereta api dan transit di Stasiun Ciganea, Purwakarta. Peninjauan itu juga dihadiri oleh Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika dan jajaran Forkopimda Purwakarta.
<!--more-->
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia Cina atau KCIC Dwiyana Slamet Riyadi sebelumnya menjelaskan ada sejumlah kendala dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung. Salah satunya yaitu kendala dalam pembangunan tunnel 2 atau terowongan yang bakal dilalui kereta.
"Ini lebih ke kondisi geologinya, karena masuk clay soil area (tanah liat)," kata Dwiyana saat ditemui usai peresmian pemasangan perdana slack track atau bantalan rel beton di jalur kereta cepat di daerah Cikarang, Jawa Barat, Rabu, 29 Desember 2021.
Menurut dia, seluruh infrastruktur yang dibangun di proyek ini memang harus bisa menopang kecepatan kereta yang mencapai 350 kilometer per jam. Sehingga, sesuai aspek pembangunan harus dilakukan dengan cermat. "Harus presisi dan ketat," kata dia.
Di sisi lain, total ada 13 terowongan dalam proyek ini dan yang jadi kendala hanya tunnel 2 yang membutuhkan penanganan khusus. Walaupun situasi ini wajar dari pembangunan kereta cepat, tapi Dwiyana menyebut pihaknya benar-benar mencari solusi untuk menyelesaikan kendala ini.
Baca: Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global jadi 4,1 Persen Tahun Ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.