Minta Jokowi Larang Kembali Ekspor Batu Bara, Pengamat: Jika Tidak, Amat Ironis

Selasa, 11 Januari 2022 11:03 WIB

Aktivitas bongkar muat batu bara di dermaga KCN Marunda, Jakarta, Rabu, 5 Januari 2022. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, meminta pemerintah melanjutkan larangan ekspor batu bara hingga seluruh pengusaha memenuhi ketentuan domestic market obligation (DMO). Ia menyatakan pencabutan larangan ekspor akan mengancam pasokan dalam negeri yang membuat tarif listrik naik.

“Kalau larangan ekspor batu bara tidak diberlakukan, yang menyebabkan PLN menaikkan tarif listrik, akan semakin memberatkan beban rakyat. Sungguh amat ironis, batu bara yang seharusnya untuk memakmurkan rakyat justru memberatkan rakyat,” ujar Fahmy dalam keterangannya, Selasa, 11 Januari 2022.

Pemerintah berencana melonggarkan ekspor batu bara secara bertahap. Mulai hari ini, ada beberapa kapal yang akan dilepas untuk mengirimkan komoditas ke luar negeri setelah pelbagai pihak melayangkan protesnya.

Sebelumnya, Indonesia mengeluarkan larangan ekspor batu bara secara temporer mulai 1 hingga 31 Januari 2022. Larangan muncul pasca-adanya laporan dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PLN yang menyatakan stok batu bara perusahaan sangat rendah.

Larangan ekspor juga dipicu oleh tidak dipenuhinya DMO yang mewajibkan pengusaha memasok batu bara ke PLN sebesar 25 persen dari total produksi per tahun. Hingga Desember 2021, dari 5,1 juta ton kebutuhan PLN, pengusaha hanya memasok sebesar 350 ribu metrik ton atau sekitar 0,06 persen dari total kebutuhan.

Advertising
Advertising

Fahmy menyatakan semestinya pemerintah lebih dulu memastikan pasokan batu bara dalam negeri aman sebelum mencabut larangan ekspor. “Kalau kebutuhan PLN tidak segera dipenuhi, berpotensi menyebabkan 20 PLTU batu bara dengan daya sekitar 10.850 mega watt akan terjadi pemadaman,” ujarnya.

<!--more-->

Jika PLN kekurangan pasokan, Fahmy melanjutkan, perseroan harus membeli batu bara di pasar dengan harga sebesar US$ 196 per metrik ton. Alternatif ini menyebabkan harga pokok penyediaan listrik (HPP) PLN membengkak.

“Ujung-ujungnya PLN harus menaikkan tarif listrik untuk mencegah kebangkrutan. Kenaikan tarif listrik sesuai harga keekonomian sudah pasti akan menaikkan inflasi yang makin memberatkan beban rakyat dan memperpuruk daya beli masyarakat,” ucap dia.

Fahmy mengakui larangan ekspor batu bara membuat sejumlah negara melancarkan protes keras. Negara didesak untuk mencabut larangan ekspor karena melambungkan harga komoditas dunia hingga mendekati US$ 200 per metrik ton.

Kebijakan itu juga mengancam keberlangsungan pembangkit listrik yang menggunakan energi primer batu bara di berbagai negara. Namun dia berharap pemerintah tidak mendahulukan kepentingan ekspor ketimbang memasok kebutuhan batu bara PLN sesuai ketentuan DMO.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca: PLN Bakal Beli Batu Bara di Harga Pasar, Luhut Siapkan Skema BLU

Berita terkait

Zulkifli Hasan Klaim Neraca Perdagangan Surplus tapi Ekspor Turun

3 jam lalu

Zulkifli Hasan Klaim Neraca Perdagangan Surplus tapi Ekspor Turun

Mendag Zulkifli Hasan klaim neraca perdagangan surplus tapi ekspor turun.

Baca Selengkapnya

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

3 jam lalu

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan ada penurunan impor non-migas pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

6 jam lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

19 jam lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Masalah UTBK 2024 Gelombang Kedua, dari Listrik Mati sampai Soal Dianulir

1 hari lalu

Masalah UTBK 2024 Gelombang Kedua, dari Listrik Mati sampai Soal Dianulir

Jumlah pendaftar UTBK pada 14 Mei 2024 sebanyak 50.970 orang.

Baca Selengkapnya

PLN akan Menambah 111 SPKLU di Berbagai Rest Area

1 hari lalu

PLN akan Menambah 111 SPKLU di Berbagai Rest Area

PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PLN Haleyora Power akan menambah 111 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai ruas tol di Indonesia.

Baca Selengkapnya

PLN Tambah 111 Unit SKPLU di Berbagai Ruas Tol, Dukung Kendaraan Listrik

2 hari lalu

PLN Tambah 111 Unit SKPLU di Berbagai Ruas Tol, Dukung Kendaraan Listrik

PLN menambah unit SKPLU untuk mendukung kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

2 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

2024, PTBA Yakin Target Produksi 41,3 Juta Ton Batu Bara Tercapai

2 hari lalu

2024, PTBA Yakin Target Produksi 41,3 Juta Ton Batu Bara Tercapai

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimistis mampu memproduksi batu bara sebesar 41,3 juta ton di tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Cerita Pemilik Tanah di Paser Kaltim Terdampak Tambang Batu Bara: Kebun Sawit Tidak Bisa Dipanen

3 hari lalu

Cerita Pemilik Tanah di Paser Kaltim Terdampak Tambang Batu Bara: Kebun Sawit Tidak Bisa Dipanen

Akibat aktivitas tambang batu bara, kebun sawit warga di Paser Kaltim berubah menyerupai pulau. Tak lagi bisa dipanen.

Baca Selengkapnya