Ekspansi Bisnis Emas Archi: Hemat Rp 427,4 Miliar hingga Garap Koridor Baru
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 23 Desember 2021 14:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Archi Indonesia Tbk yang menggarap Tambang Emas Toka Tindung di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, membeberkan sejumlah capaian perusahaan sepanjang 2021. Salah satunya yaitu mengganti kontraktor penambangan untuk aktivitas drill and blast dari sebelumnya PSI dan Orica, menjadi Hanwa dan DNX.
"Berdasarkan riset internal kami, diharapkan dapat mendorong efisiensi biaya hingga US$ 30 juta dalam periode 5 tahun mendatang," kata Direktur Utama Archi Indonesia Ken Crichton dalam keterangan tertulis, Rabu, 22 Desember 2021. Bila dirupiahkan, efisiensi biaya itu setara dengan Rp 427,4 miliar (asumsi kurs Rp 14.246 per dolar AS).
Toka Tindung merupakan salah satu wilayah operasi pertambangan emas terbesar di kawasan Asia Tenggara, yang berjarak sekitar 2,5 jam perjalanan mobil dari Kota Manado. Tambang ini dikelola oleh Archi Indonesia, bagian dari PT Rajawali Corpora atau Rajawali, perusahaan milik pengusaha Peter Sondakh.
Di sisi lain, pergantian kontraktor ini juga sejalan dengan perluasan kegiatan tambang yang dilakukan perusahaan. Hingga kini, Archi Indonesia sebenarnya baru melakukan eksplorasi dan penambangan emas sebesar 15 persen dari total area konsesi mereka yang seluas 40 ribu hektare.
Keseluruhan tambang ini berada di koridor timur. Tahun ini, Archi Indonesia telah membuka pit atau blok tambang baru yaitu Put Alaskar, dan menyelesaikan pengembangan Pit Araren tahap 5. Keduanya memiliki kadar emas rata-rata lebih tinggi dan diproyeksikan menjadi kontributor terbesar cadangan bijih emas yang diolah perusahaan tahun 2022.
Sampai akhir 2021, pabrik pengolahan emas yang juga berlokasi di area tambang sudah memiliki kapasitas pengolahan 4 juta ton per tahun (mtpa). Tahun depan, kapasitasnya bakal meningkat jadi 4,8 mtpa hingga menjadi 8 juta ton pada 2025.
<!--more-->
Lalu, perusahaan juga telah memulai menambah armada tambang (mining fleets) yang mencakup 18 truk berkapasitas 100 ton dan 2 ekskavator berkapasitas 120 ton. Keseluruhan peningkatan kapasitas produksi dan armada ini dilalukan menjelang pembukaan koridor baru.
Archi Indonesia tahun ini sudah memulai studi kelayakan untuk persiapan pembangunan wilayah operasional baru, yaitu koridor barat. Perusahaan menargetkan bisa menemukan potensi cadangan bijih baru pada 2023, sehingga proses penambangan di koridor barat bisa dilakukan pada 2024.
Tak hanya di hulu, bisnis di hilir juga meningkat. Hingga September 2021, PT Elang Mulia Abadi Sempurna mencatatkan peningkatan pendapatan hingga 154 persen (year-on-year/yoy). Pendapatan ini Elang Mulia ini pun berkontribusi pada 3 persen pendapatan konsolidasian perseroan.
Elang Mulia yang berdiri pada 1 April 2019 tak lain adalah perusahaan yang bergerak di bisnis logam emas batangan atau gold minted bars. Ini adalah perusahaan patungan Archi Indonesia bersama PT Royal Raffles Capital, perusahaan yang dimiliki oleh PT Lotus Lingga Pratama yang bergerak di bidang perhiasan.
“Kami optimistis bahwa konsolidasi bisnis yang kami lakukan pada tahun 2021 akan menjadi landasan yang kuat bagi kami untuk mencetak lebih banyak keberhasilan pada tahun 2022," kata Wakil Direktur Utama Archi Indonesia Rudy Suhendra.
Baca: Digugat Rp 1 T, BRI Sebut Sudah Minta Nasabah Kembalikan Dana Salah Transfer
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.