Arcandra Tahar Beberkan Upaya Cina Tekan Emisi dan Beralih ke Energi Terbarukan
Reporter
Tempo.co
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 14 Desember 2021 15:26 WIB
Lalu bagaimana dengan komitmen Cina mengembangkan energi terbarukan?
Sampai akhir 2019, kata Arcandra, total kapasitas energi terbarukan yang sudah terbangun di Cina sekitar 790 GW yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Angka ini akan terus tumbuh sesuai dengan komitmen Cina akan energi hijau.
Dengan data-data yang disampaikan tersebut, ada beberapa hal yang bisa dipelajari. Pertama, kebutuhan Cina akan sumber energi murah belum bisa digantikan oleh energi terbarukan ataupun dengan energi berkarbon rendah. "Inilah salah cara agar produk yang berasal dari Cina bisa lebih kompetitif dibandingkan dengan negara lain," kata Arcandra.
Kedua, Cina akan berusaha memanfaatkan kekayaan alamnya semaksimal mungkin sebelum beralih ke energi terbarukan. Saat ini Cina tercatat punya cadangan batu bara keempat terbesar di dunia atau sekitar 13 persen dari total cadangan dunia. Dengan jumlah cadangan batu bara yang besar ini, Cina punya lebih dari 50 persen PLTU di dunia.
Ketiga, dengan komitmen net-zero emission di tahun 2060, menurut Arcandra, sepertinya Cina merasa tidak memberikan sinyal negatif dengan tetap membangun PLTU dalam masa transisi ini. "Dengan kata lain, walaupun PLTU menghasilkan CO2 yang besar, ada banyak cara yang mungkin bisa dilakukan Cina untuk menetralkannya," ujarnya.
Hal ini, kata Arcandra, yang menjadi harapan masyarakat dunia ke Cina untuk bisa berbagi dan memberi contoh agar peningkatan suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat di akhir abad ini. "Tapi kadang harapan dan kenyataan menjadi dua hal yang tidak sejalan."
Arcandra Tahar menjelaskan, masyarakat dunia berharap betul bahwa negara-negara dengan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar berkomitmen lebih tinggi untuk menguranginya. Tapi kenyataannya, negara-negara itu justru membutuhkan lebih banyak energi murah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi negaranya.
Baca: 3.000 Orang Wisata ke Luar Negeri per Hari, Sandiaga: Bisa Picu Kenaikan Kasus
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.