Undang Investor AS Bangun Rumah Sakit di RI, Menkes: Kami Sederhanakan Perizinan
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 13 Desember 2021 15:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengajak perusahaan dan investor asal Amerika Serikat untuk membangun rumah sakit di Indonesia. Investasi tersebut diharapkan dapat memperkuat kualitas dan juga distribusi layanan kesehatan sekunder dalam negeri.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara The 9th US-Indonesia Investment Summit dengan tema Moving On: Getting Past Covid yang digelar hari ini.
“Kita ingin mereformasi rumah sakit, kita ingin memiliki rumah sakit yang cukup dengan distribusi yang bagus. Tidak seperti sekarang, semuanya terkonsentrasi di Jawa,” ujar Budi Gunadi, Senin, 13 Desember 2021.
Ia berharap investasi asing pada pengadaan rumah sakit itu dapat menghadirkan tenaga kesehatan yang handal dari luar negeri. Dengan demikian, kualitas layanan kesehatan sekunder itu dapat terjaga.
“Sehingga kita tidak perlu ekspor 600.000 orang Indonesia untuk pergi sejumlah negara di kawasan ASEAN hanya untuk melakukan medical check-up,” tutur Budi Gunadi.
Budi Gunadi menjelaskan, pemerintah juga akan memberikan kemudahan perizinan bagi investor yang tertarik untuk menanamkan modal mereka di bidang kesehatan tersebut. Kemudahan izin itu juga bakal diberikan pada tenaga kesehatan profesional yang ingin bekerja di Indonesia.
“Kami akan membuka kesempatan bagi rumah sakit asing dan para investor untuk datang, kami akan menyederhanakan perizinannya,” ucapnya.
<!--more-->
Forum investment summit itu diinisiasi oleh Kamar Dagang Amerika di Indonesia (AmCham Indonesia) dan Kamar Dagang Amerika Serikat (U.S. Chamber of Commerce). Pertemuan yang diselenggarakan untuk ke-9 kalinya ini akan berlangsung selama tiga hari, yaitu tanggal 13 hingga 15 Desember 2021.
Ekonom senior yang juga tergabung dalam Tim Asistensi Menko Perekonomian Raden Pardede sebelumnya menekankan pentingnya pengembangan industri kesehatan di Tanah Air. Di tengah pandemi Covid-19, sektor yang paling berperan penting adalah sektor kesehatan.
Selama ini, kata Raden, masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi menghabiskan uang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di luar negeri, Malaysia atau Singapura. Tapi ketika ada wabah, sekalipun masyarakat tersebut punya uang, mereka tidak akan bisa pergi ke Singapura atau Malaysia untuk berobat.
"Oleh karena itu, ini jadi kesempatan menurut saya. Kita harus mengembangkan industri kesehatan ini menjadi besar,” ujar Raden.
Ia juga memaparkan bahwa nilai devisa dari dalam negeri yang terbang ke pusat-pusat kesehatan di Asia dan seluruh dunia tersebut mencapai Rp 75 triliun hingga Rp 100 triliun.
Oleh karena itu, Raden berharap Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perindustrian dapat mendorong pengembangan industri esensial ini di Tanah Air. Apalagi efek ganda industri kesehatan ke depan cukup besar.
Pertama, industri kesehatan--termasuk di dalamnya adalah sektor rumah sakit--dapat menciptakan lapangan kerja yang sangat luas. Kedua, industri kesehatan dapat mendongkrak industri farmasi dan industri alat kesehatan di bawahnya.
BISNIS
Baca: Kelas Rawat Inap BPJS Dihapus, Rumah Sakit Minta Tarif Kelas Standar Dinaikkan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.