Gubernur BI Sebut Presidensi G20 Bahas Normalisasi Kebijakan Moneter Global
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 10 Desember 2021 09:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan bahwa sinkronisasi dari normalisasi kebijakan moneter di tingkat global telah masuk dalam fokus pembahasan Presidensi G20 Indonesia sepanjang 2022.
Pembahasan itu menyoroti ekonomi negara maju yang mulai pulih dan bersiap melakukan normalisasi kebijakan moneter, sementara negara berkembang masih dalam tahap berjuang memulihkan ekonomi.
Hal tersebut, menurut Perry, penting agar pemulihan ekonomi negara-negara berkembang tidak terganggu akibat kebijakan normalisasi negara maju. “Inilah (akan dibahas) kebijakan-kebijakan apa yang diperlukan negara berkembang agar dampak spillover globalnya tidak mempengaruhi negara berkembang,” katanya, Kamis, 9 Desember 2021.
Perry menjelaskan bahwa BI akan tetap menjaga suku bunga acuan di tingkat rendah pada level 3,5 persen hingga ada tanda-tanda kenaikan inflasi. Bank sentral akan mengurangi kelebihan likuiditas secara bertahap tapi tidak mengganggu kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit dan pembelian SBN di pasar sekunder.
"Dan juga terus melakukan koordinasi fiskal dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan pasar SBN,” ucap Perry.
Lebih lanjut, kata Perry, dalam Presidensi G20 Indonesia, akan dibahas juga mengenai peran Dana Moneter Internasional (IMF) terkait dengan normalisasi kebijakan moneter di tingkat global. Peran IMF diperlukan untuk menyinkronkan kebijakan antara negara maju dan negara berkembang.
<!--more-->
“Bagaimana IMF bisa melakukan kebijakan atau nasihat agar yang melakukan normalisasi maupun yang belum berjalan secara baik,” tuturnya.
Pemerintah kemarin telah resmi memulai Presidensi G20 Indonesia untuk jalur keuangan (finance track), yang diawali dengan pertemuan Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD).
Pertemuan awal tersebut, kata Perry, berperan penting dalam memastikan keberlanjutan kepemimpinan G20 dalam mendukung pemulihan ekonomi global baik dalam jangka pendek maupun panjang. Hal ini sejalan dengan tema yang diusung yakni ‘Recover Together, Recover Stronger’.
Adapun agenda utama Presidensi G20 Indonesia mengerucut pada 3 bidang yaitu kesehatan yang inklusif, transformasi digital dan transisi energi. Selain mewujudkan vaksinasi yang merata, Presidensi G20 Indonesia diharapkan sukses dalam mempercepat digitalisasi dan mengarahkan koordinasi kebijakan global terkait pembiayaan perubahan iklim.
BISNIS
Baca: 2 Juta Buruh Ancam Mogok Kerja Nasional, KSPI: Semua Rugi, Ekonomi Akan Lumpuh
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.