Gubernur BI Sebut Presidensi G20 Bahas Normalisasi Kebijakan Moneter Global

Jumat, 10 Desember 2021 09:04 WIB

Wartawan tengah melihat secara daring pemaparan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu, 29 April 2020. Bank Indonesia (BI) mengumumkan bid yang masuk untuk Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 44,4 triliun. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan bahwa sinkronisasi dari normalisasi kebijakan moneter di tingkat global telah masuk dalam fokus pembahasan Presidensi G20 Indonesia sepanjang 2022.

Pembahasan itu menyoroti ekonomi negara maju yang mulai pulih dan bersiap melakukan normalisasi kebijakan moneter, sementara negara berkembang masih dalam tahap berjuang memulihkan ekonomi.

Hal tersebut, menurut Perry, penting agar pemulihan ekonomi negara-negara berkembang tidak terganggu akibat kebijakan normalisasi negara maju. “Inilah (akan dibahas) kebijakan-kebijakan apa yang diperlukan negara berkembang agar dampak spillover globalnya tidak mempengaruhi negara berkembang,” katanya, Kamis, 9 Desember 2021.

Perry menjelaskan bahwa BI akan tetap menjaga suku bunga acuan di tingkat rendah pada level 3,5 persen hingga ada tanda-tanda kenaikan inflasi. Bank sentral akan mengurangi kelebihan likuiditas secara bertahap tapi tidak mengganggu kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit dan pembelian SBN di pasar sekunder.

"Dan juga terus melakukan koordinasi fiskal dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan pasar SBN,” ucap Perry.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, kata Perry, dalam Presidensi G20 Indonesia, akan dibahas juga mengenai peran Dana Moneter Internasional (IMF) terkait dengan normalisasi kebijakan moneter di tingkat global. Peran IMF diperlukan untuk menyinkronkan kebijakan antara negara maju dan negara berkembang.

<!--more-->

“Bagaimana IMF bisa melakukan kebijakan atau nasihat agar yang melakukan normalisasi maupun yang belum berjalan secara baik,” tuturnya.

Pemerintah kemarin telah resmi memulai Presidensi G20 Indonesia untuk jalur keuangan (finance track), yang diawali dengan pertemuan Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD).

Pertemuan awal tersebut, kata Perry, berperan penting dalam memastikan keberlanjutan kepemimpinan G20 dalam mendukung pemulihan ekonomi global baik dalam jangka pendek maupun panjang. Hal ini sejalan dengan tema yang diusung yakni ‘Recover Together, Recover Stronger’.

Adapun agenda utama Presidensi G20 Indonesia mengerucut pada 3 bidang yaitu kesehatan yang inklusif, transformasi digital dan transisi energi. Selain mewujudkan vaksinasi yang merata, Presidensi G20 Indonesia diharapkan sukses dalam mempercepat digitalisasi dan mengarahkan koordinasi kebijakan global terkait pembiayaan perubahan iklim.

BISNIS

Baca: 2 Juta Buruh Ancam Mogok Kerja Nasional, KSPI: Semua Rugi, Ekonomi Akan Lumpuh

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

19 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

20 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya