Pasang Alat Deteksi Tsunami di NTT, BRIN Letakkan di Dasar Laut

Jumat, 3 Desember 2021 21:43 WIB

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko berbicara dalam acara virtual Gelar Riset dan Inovasi Bidang Kesehatan dan Pangan 2021 di Jakarta, Selasa 30 November 2021. (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah membangun alat deteksi tsunami berbasis kabel optik bawah laut (Indonesian cable-based tsunameter/InaCBT) di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

"Kami gunakan teknologi InaCBT di Manggarai Barat, sehingga sensor diletakkan di dasar laut menggunakan kabel, lalu informasinya disampaikan ke darat di landing station," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana BRIN Mulyo Harris Pradono kepada ANTARA di Labuan Bajo, Jumat 3 Desember 2021.

Mulyo menjelaskan lokasi pembangunan teknologi InaCBT pada tahun 2021 berada di Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Manggarai Barat. Landing station tersebut tengah berada dalam proses pembangunan dan merupakan fasilitas di daratan yang terdiri dari Beach Manhole (BMH), menara (tower), dan rumah listrik (power house).

Pada sistem InaCBT, kata Mulyo, terdapat dua sensor yang dipasang pada kedalaman 4.000 meter di bawah laut. Dua sensor itu akan mendeteksi tekanan air laut karena tsunami, bukan akibat gelombang, karena sensor tersebut bisa membedakan tekanan air laut terjadi karena tsunami atau gelombang.

Dengan mekanisme itu, ketika terjadi gempa dan petugas mendapatkan konfirmasi gempa menimbulkan tsunami, maka informasi tersebut akan diteruskan ke BMKG, BPBD, dan masyarakat.

Dalam kesempatan sosialiasi teknologi InaCBT untuk masyarakat pesisir Manggarai Barat di Aula Kantor Bupati Manggarai Barat, NTT, Mulyo berharap tidak terjadi kerusakan dengan kabel tersebut, mengingat kabel tersebut berada di bawah laut dan sering terjadi kendala seperti kabel putus pada beberapa jaringan kabel bawah laut.

Dia mengajak masyarakat untuk mengetahui keberadaan kabel di bawah laut mulai dari Dusun Rangko ke tengah laut. Dia pun meminta masyarakat bisa lebih berhati-hati dalam beraktivitas dan mengurangi risiko kerusakan kabel.

<!--more-->

BRIN sendiri menargetkan pagelaran kabel sepanjang 52 km tersebut akan dimulai pada pertengahan hingga akhir Desember 2021 mendatang, sehingga awal tahun 2022 nanti alat tersebut bisa berfungsi.

Peneliti Utama BRIN Heru Sri Naryanto menjelaskan CBT terdiri dari sensor bawah laut yang mengukur getaran gempa dan tekanan air (dalam Ocean Bottom Unit/OBU). Data getaran dan tekanan akan diteruskan melalui kabel bawah laut sampai ke daratan. Selanjutnya fasilitas di daratan secara real time akan mengirim data melalui radio atau jaringan FO telekomunikasi darat ke pusat data (Read Down Station/RDS).

Pengembangan teknologi InaCBT tersebut merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 93 tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami.

Penguatan dan pengembangan sistem informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dilakukan dengan cara pembangunan dan pengoperasian peralatan untuk observasi gempa bumi dan/atau tsunami, pemeliharaan peralatan untuk observasi gempa bumi dan/atau tsunami, serta penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan, dan inovasi untuk kemandirian teknologi.

Pada kesempatan sosialisasi tersebut, para peserta juga mendapatkan informasi mengenai pengetahuan tsunami dari Perekayasa Madya BRIN Yus Budiyono.

Selain berada di Kabupaten Manggarai Barat, BRIN juga membangun InaCBT di Kabupaten Ende. Di sana, sensor diletakkan dekat dengan Gunung Rokatenda, Ende sehingga teknologi tersebut bisa mengamati potensi letusan gunung api yang dapat menimbulkan tsunami.

Jika terjadi longsoran akibat letusan gunung api, petugas bisa mendeteksi lebih dini kenaikan muka air laut.

BACA: BRIN Akan Bentuk 2 Organisasi Riset Baru, Bidangi Kesehatan dan Pangan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

1 jam lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

8 jam lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

1 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

1 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

1 hari lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

2 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

2 hari lalu

Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

4 hari lalu

Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

4 hari lalu

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.

Baca Selengkapnya