Kekhawatiran Varian Omicron Merebak, Harga Minyak Mentah Turun jadi USD 65,57
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 2 Desember 2021 09:46 WIB
Sentimen lain yang mempengaruhi harga minyak mentah adalah makin rumitnya proses pengambilan keputusan untuk Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dikenal sebagai OPEC+. Mereka berencana bertemu pada pekan ini untuk memutuskan apakah akan terus menambahkan 400.000 barel per hari dalam pasokan ke pasar.
Belakangan muncul spekulasi bahwa OPEC+ dapat menghentikan penambahan pasokan minyak ke pasar. Padahal dengan kondisi saat ini, surplus minyak diperkirakan mencapai 3,8 juta barel per hari pada Maret 2022. Hal tersebut tertuang dalam laporan internal yang dilihat oleh Reuters.
Soal ini, beberapa menteri OPEC + mengatakan tidak perlu mengubah arah. Tetapi, bahkan jika OPEC+ setuju untuk melanjutkan peningkatan pasokan yang direncanakan pada Januari, produsen mungkin kesulitan untuk menambahkan sebanyak itu.
"Ada banyak hal yang menunjukkan bahwa OPEC+ awalnya tidak akan meningkatkan produksi minyaknya lebih jauh dalam upaya mempertahankan harga saat ini di sekitar 70 dolar AS per barel," kata analis PVM Stephen Brennock.
Sementara itu, Amerika Serikat bersama dengan beberapa negara lain, mengumumkan rencana pada November untuk melepaskan 50 juta barel cadangannya ke pasar guna mencoba mendinginkan harga energi. Harga bensin eceran hampir tidak berubah bahkan ketika bensin berjangka yang belum selesai yang dikenal sebagai RBOB telah turun tajam.
Wakil Menteri Energi AS David Turk mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden dapat menyesuaikan waktu rencana pelepasan stok minyak mentah strategis jika harga energi global turun secara substansial. Analis di Goldman Sachs menyatakan penurunan harga minyak berlebihan. "Pasar telah jauh melampaui kemungkinan dampak varian terbaru pada permintaan minyak," katanya.
Pada pekan lalu, stok bensin AS naik 4 juta barel menjadi 215,4 juta barel. Data pemerintah menunjukkan, angka itu jauh melampaui ekspektasi analis dan merupakan kuatnya sinyal permintaan pasar. Hal-hal tersebut yang kemudian turut mempengaruhi harga minyak mentah.
ANTARA
Baca: Luhut Sebut Masa Karantina Masuk RI Diperpanjang Jadi 10 Hari, Ini Sebabnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.