Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada hari ini menemui Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir untuk menyampaikan kritik dan saran. Pertemuan tersebut diungkap oleh Ahok melalui akun Instagram @basukibtp, Kamis, 17 September 2020.
TEMPO.CO, Jakarta - Staf khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Arya Sinulingga, menyoroti pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang mengkritik kontrak BUMN beberapa waktu lalu. Arya mengingatkan agar Ahok mengetahui batasan-batasan sebagai komisaris utama perseroan.
"Jangan sampai Pak Ahok ini di Pertamina juga menjadi komisaris merasa direktur gitu. Komut merasa Dirut itu jangan, harus tahu batasan-batasannya," ujar Arya dalam pesan suara kepada awak media, Ahad, 28 November 2021.
Jumat lalu, Ahok dalam akun Youtube Panggil Saya BTP menyebut banyak kontrak bisnis di BUMN yang merugikan perusahaan pelat merah termasuk Pertamina. Ahok pun marah dengan temuan itu.
Selain merugikan BUMN, kata dia, kontrak bisnis itu justru menguntungkan pihak lain. Ahok pun menyebut meskipun kontrak itu merugikan BUMN, namun hanya dianggap angin lalu oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Lembaga tersebut hanya menilai masalah itu hanya persoalan salah bayar atau kelebihan bayar.
Arya Sinulingga menilai apa yang disampaikan Ahok itu sebenarnya sudah lama dibicarakan Menteri BUMN Erick Thohir.
Misalnya soal peringatan Erick agar proyek BUMN jangan sampai menjadi bancakan korupsi hingga pernyataan agar kerja sama dengan perusahaan pelat merah harus sama-sama menguntungkan atau win-win solution. <!--more--> "Jadi tidak boleh ada yang dirugikan. Itu semua sudah dibicarakan oleh Pak Erick jauh-jauh hari," tutur Arya.
Bahkan, kata dia, Kementerian telah memiliki program lima transformasi di BUMN. Program transformasi itu, menurut Arya, semestinya telah diketahui oleh orang-orang yang bekerja di perusahaan pelat merah, termasuk Ahok sebagai Komut Pertamina.
"Dan proses bisnis itu sekarang sedang dilakukan semua di semua BUMN, tidak hanya satu, Jadi saya bingung kalau Pak Ahok tidak paham lima transformasi yang kita lakukan di BUMN. Sebagai komut harusnya itu menjadi acuan Pak Ahok," ujar Arya.
Dia pun berpendapat bahwa lima transformasi itu juga mestinya dibicarakan oleh Ahok di lingkungan komisaris Pertamina. "Kami berharap ke depan Pak Ahok makin banyak nih belajar dari apa yang sedang dilakukan oleh BUMN. Jangan sampai Pak Ahok ketinggalan kereta."
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.