Menengok Tambang Emas Archi Indonesia Milik Peter Sondakh di Minahasa Utara
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 26 November 2021 06:31 WIB
Keseluruhan produksi emas ini kemudian diolah di pabrik pengolahan yang juga berada di dalam kawasan tambang. Namun pabrik pengolahan ini baru menghasilkan produk gold bullion (gold dore) yang berupa campuran emas dan juga perah.
Gold dore inilah yang kemudian dikirim Archi ke PT Antam Tambang Tbk dan PT Bhumi Satu Inti, dua perusahaan yang punya sertifikat untuk pemurnian emas. Archi saat ini memang belum punya pabrik pemurnian sendiri, tapi sudah menyiapkannya mulai tahun depan.
Tapi ke depan, Archi juga bertekad untuk memperbesar kapasitas pabrik pengolahan ini mencapai 8 juta ton per tahun atau million ton per annum (mtpa) di 2025. Hingga 2020, kapasitas pabrik baru mencapai 3,6 juta ton. Tapi hingga akhir tahun ini, angkanya sudah meningkat menjadi 4 juta ton.
Terakhir yaitu ada Tailings Storage Facility alias TSF yang menjadi lokasi penampungan limbah hasil pengolahan emas. Area tersebut mirip danau, tapi tidak berisi air dalam, melainkan lumpur basah. Area TSF ini mencapai seluas tiga kali lapangan bola dan hanya dibiarkan terbuka tanpa penutup.
Hary memastikan bahwa TSF ini sudah berada dalam kondisi yang aman sesuai aturan yang ada. "Bahkan di bawah baku mutu yang ditetapkan," kata dia.
Baca: MK Putuskan UU Cipta Kerja Bertentangan dengan UUD 1945, Apa Artinya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.