Serikat Karyawan Desak Erick Thohir Evaluasi Kinerja Direksi Garuda
Reporter
Joniansyah (Kontributor)
Editor
Kodrat Setiawan
Senin, 22 November 2021 08:30 WIB
TEMPO.CO, Tangerang - Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) mendesak agar Menteri BUMN Erick Thohir mengevaluasi kinerja Direksi Garuda Indonesia.
"Evaluasi ini sangat penting dilakukan demi untuk menjaga kelangsungan flag carrier Garuda Indonesia," ujar Ketua Harian Sekarga Tomy Tampatty dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin pagi 22 November 2021.
Baca Juga: Mengapa Kekalahan Garuda di Pengadilan Arbitrase Bisa Berbuntut Panjang
Desakan evaluasi kinerja direksi Garuda ini, kata Tomy, bukan tanpa alasan. Alasan yang menguatkan, kata dia, setelah DPR dan MPR menyoroti kinerja Garuda Indonesia dan hal ini dikuatkan dengan pernyataan salah satu direksi Garuda.
Secara internal, kata dia, Sekarga meragukan kinerja direksi seperti yang disampaikan salah satu Dewan Komisaris, Ketua Komisi VI DPR Faisol Riza dan Ketua MPR Syarif Hasan. "Kami memandang kritik yang disampaikan adalah bagian dari dukungan terhadap kelangsungan Garuda Indonesia," kata Tomy.
Baca Juga: Banjir Gugatan Kepailitan Terhadap Emiten Akibat Utang
Menurut Tomy, Sekarga telah menyikapi pernyataan Ketua Komisi VI DPR-Faisol Riza yang disampaikan dalam kanal Youtube Beritabaruco “Faisol Riza Bercerita 73 - Menyelamatkan Nasib Garuda Indonesia”.
Dalam acara tersebut, Ketua Komisi VI DPR tersebut mengatakan bahwa sebenarnya pemerintah sangat bisa membantu penyelamatan Garuda Indonesia dari ancaman kepailitan, namun pemerintah ragu dan keraguan pemerintah tersebut bukan tanpa sebab. Pasalnya, pemerintah melihat tidak adanya skema yang jelas dari manajemen termasuk rencana bisnis ke depan sehingga pemerintah ragu untuk membantu Garuda Indonesia.
<!--more-->
Dia juga menyebutkan, Wakil Ketua MPR Syarief Hasan menyoroti kinerja Garuda Indonesia dan meminta pemerintah bersikap profesional dengan menempatkan SDM yang kompeten di berbagai BUMN seperti Garuda Indonesia, sehingga BUMN dapat terus tumbuh dan tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang berbau politik.
Tomy mengatakan, sebelum adanya sorotan dari pimpinan DPR RI, di internal Garuda Indonesia sudah ada kritik dari salah satu Dewan Komisaris pada 2 Juni 2021, di mana isinya menyoroti kinerja direksi yang tidak melakukan beberapa poin penting di antaranya: tidak adanya penghematan biaya operasional, tidak adanya Informasi mengenai cara dan narasi negosiasi dengan lessor, tidak adanya evaluasi/perubahan penerbangan rute yang merugi dan cash flow manajemen yang tidak dapat dimengerti.
Sebelumnya, Erick Thohir menyatakan bisnis model Garuda telah salah selama ini. "Sejak awal business model-nya sudah salah dan ini sudah berlanjut puluhan tahun," kata Erick dalam acara Kick Andy Show, dikutip Senin, 15 November 2021.
Erick menjelaskan, selama ini Garuda Indonesia dimanjakan dengan pasar domestik yang sangat kuat. Akhirnya, oknum dalam perseroan tersebut lebih suka untuk membuka pemikiran bisnis ke luar negeri.
Adapun Direktur Garuda Irfan Setiaputra mengatakan berbagai upaya terus dilakukan Garuda untuk terus mengakselerasikan langkah pemulihan kinerja, salah satunya dilakukan melalui restrukturisasi kewajiban usaha bersama seluruh krediturnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar National Flight Carrier tetap memberikan layanan kepada masyarakat.
JONIANSYAH HARDJONO
Baca juga: Bos Angkasa Pura I Blak-blakan Soal Penyelesaian Utang Garuda Senilai Rp 290 Miliar