Harga Barang Grosir Global Naik! Sri Mulyani: RI 7,3 Persen, Eropa 16,3 Persen

Kamis, 18 November 2021 11:48 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat hadiri pertemuan puncak G20 di Roma/Instagram

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut saat ini terjadi kenaikan harga di tingkat produsen alias grosir di Eropa, Amerika Serikat, Cina, bahkan ke beberapa negara berkembang seperti Meksiko dan Korea Selatan. Imbasnya kemudian terjadi pada kenaikan harga di tingkat konsumen alias inflasi.

"Kami akan mewaspadainya," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers usai sidang kabinet di Jakarta, Rabu, 17 November 2021.

Sebelumnya dalam sidang kabinet, inflasi global menjadi salah satu yang disorot oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Ia meminta tren kenaikan inflasi di berbagai negara ini untuk segera diantisipasi dan dipantau dampaknya ke Indonesia.

Seperti negara lain, harga di tingkat produsen pun sudah naik. Sri Mulyani menyebut kenaikannya mencapai 7,3 persen. Angka yang lebih tinggi terjadi di Eropa yaitu 16,3 persen, Cina 13,5 persen, Amerika Serikat 8,6 persen, dan Korea Selatan 7,5 persen.

"Kenaikan harga produsen ini harus kita waspadai agar tidak mendorong kenaikan inflasi di tingkat konsumen," kata dia. Karena kalau inflasi terus naik, maka kemungkinan akan terjadi pula tapering off atau berkurangnya pembelian obligasi oleh Bank Sentral Amerika Serikat The Fed,.

Advertising
Advertising

Kebijakan ini, kata Sri Mulyani, akan menyesuaikan dengan kenaikan inflasi yang sangat tinggi yaitu mencapai di atas 6 persen di Amerika Serikat. Saat ini, inflasi tahunan di Amerika sudah menyentuh angka 6,2 persen per Oktober lalu.

Situasi seperti ini juga bisa membuat Bank Sentral Amerika Serikat bakal menaikkan The Fed Fund Rate atau suku bunga acuannya. Dari sisi historis, kata Sri Mulyani, kenaikan ini bisa menimbulkan potensi goncangan dari sisi arus modal ke negara berkembang dan menimbulkan ekses pada nilai tukar.

"Bahkan bisa saja di berbagai negara berkembang, seperti di Argentina dan Turki, terjadi kenaikan inflasi dan depresiasi mata uang yang sangat dalam," kata dia.

Sri Mulyani menyebut Indonesia harus hati-hati dan mewaspadai kemungkinan yang terjadi ini. Tapi, ia berkeyakinan fondasi ekonomi saat ini membuat Indonesia lebih siap menghadapi dinamika global tersebut.

Baca Juga: Tips buat yang Mau Merintis Usaha Grosir Sembako

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

15 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

1 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya