Pelita Air Dinilai Bakal Sulit Gantikan Peran Garuda Indonesia, Kenapa?

Jumat, 5 November 2021 07:39 WIB

Teknisi bersiap-siap melakukan pengecekan pesawat Garuda Indonesia tipe Boeing 737 Max 8 di Garuda Maintenance Facility AeroAsia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, 13 Maret 2019. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat industri penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soedjatman menilai Pelita Air bakal sulit menggantikan peran PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Khususnya dalam berekspansi usaha, ia memperkirakan butuh waktu lama untuk bisa mengembangkan sayapnya.

“Untuk ekspansi, Pelita akan butuh waktu," ujar Gerry ketika dihubungi, Kamis, 4 November 2021. Ia menyebutkan Pelit Air baiknya berfokus pada persiapan armada bisnis penerbangan berjadwal terlebih dahulu dan ekspansi awal untuk mencapai jumlah yang cukup. "Untuk kemudian mulai ke ekspansi besar-besaran."

Lebih jauh, ia juga menilai posisi Garuda Indonesia tidak mudah digantikan dengan maskapai lain, termasuk Pelita Air. Sebab, selain memiliki sarana dan prasarana yang sangat besar, jumlah pesawat dan rute yang dilayani maskapai berkode saham GIAA tersebut juga tidak sebanding dengan Pelita Air saat ini.

Sementara itu, pemerhati penerbangan Alvin Lie menyatakan Pelita Air yang merupakan milik PT Pertamina (Persero) itu jauh lebih sehat secara finansial ketimbang Garuda Indonesia saat ini. Garuda terbebani setumpuk utang dan ekuitas negatif hingga US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 35 triliun (kurs Rp14.000 per dolar AS).

Alvin menilai Pelita Air bakal menghadapi tantangan yang sangat berat bila dipaksa mendadak mengembangkan bisnisnya secara ekstrem menjadi maskapai penerbangan utama. Baik dari segi permodalan, armada, SDM maupun organisasi.

Advertising
Advertising

“Akan lebih baik jika Pelita Air bertransformasi secara bertahap, daripada mengembangkan bisnis secara ekstrem,” kata Alvin.

<!--more-->

Garuda Indonesia kini membutuhkan setidaknya tambahan Rp14,32 triliun atau US$ 1 miliar untuk membayar utangnya dan tetap bertahan. Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa perseroan sedang dalam pembicaraan dengan kreditur untuk merestrukturisasi utang senilai US$ 6,3 miliar. Pembicaraan tersebut diharapkan bisa rampung pada kuartal kedua tahun depan.

Perusahaan maskapai pelat merah itu telah menyiapkan sejumlah opsi dalam negosiasi utang, termasuk beralih ke instrumen misalnya obligasi konversi wajib atau pinjaman bank tanpa kupon. “Kami sedang bernegosiasi dengan banyak pihak. Jadi preferensi mereka pun beragam," kata pria yang akrab disapa dengan Tiko tersebut.

Tiko menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin mempailitkan Garuda. "Yang kami lakukan adalah mencari cara untuk menyelesaikan persoalan utang, baik di luar proses pengadilan maupun di dalam pengadilan,” ucapnya.

Saat negosiasi restrukturisasi rampung, kata Tiko, Garuda bakal memiliki US$ 1 miliar untuk membayar kewajibannya dan untuk modal kerja. Dengan kebutuhan pembiayaan cukup besar, pemerintah mulai berpikir realistis dan membuka kemungkinan investor swasta untuk menjadi pemilik mayoritas. “Kami terus melakukan pembicaraan dengan sejumlah pihak,” tuturnya.

Tiko menyebutkan Garuda Indonesia harus memangkas utang di kisaran 70–80 persen supaya dapat bertahan. Per akhir Juni tahun ini, laporan keuangan menunjukkan perseroan memiliki ekuitas negatif senilai US$ 2,8 triliun.

BISNIS

Baca: Dilaporkan ke KPK soal Bisnis PCR, Luhut Tenangkan Istri: Tidak Ada yang Salah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

7 jam lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

1 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

1 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

2 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

2 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

2 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

3 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

5 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya