Laba Bersih BTN Melonjak 35 Persen jadi Rp 1,52 Triliun per Kuartal III-2021

Kamis, 21 Oktober 2021 15:36 WIB

Ilustrasi Bank Tabungan Negara (BTN). TEMPO/Tony Hartawan;

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN, Haru Koesmahargyo, mengumumkan perolehan laba bersih sebesar Rp 1,52 triliun hingga kuartal III tahun 2021. Nilai laba bersih itu naik 35,32 persen ketimbang periode serupa tahun lalu yang mencapai Rp 1,12 triliun.

Haru menjelaskan kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit serta efisiensi biaya dana atau cost of fund (CoF). "Kami optimistis kinerja yang positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2021 dengan berbagai inovasi dan transformasi bisnis yang dilakukan Bank BTN," ujarnya dalam konferensi persdi Jakarta, Kamis, 21 Oktober 2021.

Hingga akhir September 2021, BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 270,27 triliun. Angka tersebut tumbuh 6,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 254,91 triliun.

Adapun Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit BTN dengan kenaikan 11,74 persen (yoy) menjadi Rp 129,98 triliun pada 30 September 2021. BTN kini masih mendominasi pangsa KPR Subsidi sebesar 86 persen.

Sementara KPR Non-Subsidi di bank berkode saham BBTN tersebut tumbuh 2,11 persen (yoy) menjadi Rp 81,88 triliun per 30 September 2021. Sedangkan di segmen non-perumahan, kredit konsumer dan kredit korporasi juga tumbuh positif di level masing-masing sebesar 21,28 persen (yoy) menjadi Rp 5,79 triliun dan 89,77 persen (yoy) menjadi Rp 12,15 triliun.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Secara keseluruhan, pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN di atas rata-rata penyaluran kredit perbankan nasional. Data Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit yang disalurkan industri perbankan nasional hanya naik di level 2,21 persen per September 2021.

Kualitas kredit yang dikucurkan BTN juga membaik hampir di seluruh segmen. Tingkat kredit bermasalah atau NPL gross bisa ditekan menjadi 3,94 persen dari 4,56 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Di saat yang sama, perseroan meningkatkan rasio pencadangan (coverage ratio) sebesar 1.410 bps (yoy) menjadi 125,46 persen pada akhir September tahun ini dari 111,36 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada kuartal ketiga tahun ini, BTN juga bisa menggenjot komposisi dana murah (Current Account and Savings Account/CASA). Dari total DPK naik 6,56 persen (yoy) menjadi Rp 291,26 triliun per September 2021, komposisi dana murah meningkat jadi 41,53 persen dari 36,96 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun giro dan tabungan BTN tumbuh masing-masing sebesar 16,81 persen dan 24,55 persen (yoy). Komposisi CASA yang meningkat tersebut membuat perseroan berhasil menekan biaya dana sebesar 170 basis poin secara tahunan dari 4,98 persen menjadi 3,28 persen pada September 2021.

Dengan kenaikan kredit dan DPK yang cukup signifikan itu, aset BTN tercatat tumbuh 3,1 persen menjadi Rp 368,05 triliun per 30 September 2021. "Kinerja positif yang diraih Bank BTN ini tidak terlepas dari dukungan semua stakeholder terutama Pemerintah melalui Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Kementerian Keuangan serta OJK dan BI yang kebijakannya selama ini mendukung pertumbuhan industri perbankan dan sektor properti," ujar Haru.

ANTARA

Baca: PCR jadi Syarat Penerbangan, Lion Air Tawarkan Tarif Tes Mulai dari Rp 250.000

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

2 hari lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Menteri Bahlil Soal Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, 3 Pemicu Pinjol Makin Marak

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Menteri Bahlil Soal Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, 3 Pemicu Pinjol Makin Marak

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

3 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

3 hari lalu

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

Bukit Asam membukukan laba bersih kuartal I 2024 sebesar Rp 790,9 miliar atau anjlok 31,9 persen secara tahunan dari Rp 1,16 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

4 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

7 hari lalu

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

PT Freeport Indonesia berhasil memproduksi tembaga 1,65 miliar pound serta 1,97 juta ounces emas dan meraup laba bersih Rp 48,79 triliun pada 2023.

Baca Selengkapnya

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

8 hari lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya