Airlangga Sebut Perkiraan Penerimaan Freeport Bila Smelter Gresik Beroperasi
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Kodrat Setiawan
Selasa, 12 Oktober 2021 22:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan perkiraan penerimaan Freeport apabila fasilitas smelter di Gresik, Jawa Timur rampung dibangun.
Pertama, kapasitas smelter yang dibangun ini nantinya mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahunnya, dan merupakan kapasitas single line terbesar di dunia. Dengan kapasitas itu, ia mengatakan produksi tembaga per tahun bisa mencapai 600 ribu ton tembaga.
"Nilai copper sekarang lagi supercycle, 9.400 dolar AS per ton. Jadi investasi Rp 42 triliun atau 3,5 miliar dolar AS, revenue hanya dari copper saja itu 5,4 miliar dolar AS," ujar Airlangga dalam siaran di Youtube, Selasa, 11 Oktober 2021.
Selain tembaga, fasilitas itu juga menyediakan pemurnian logam berharga seperti emas. Dengan biaya investasi US$ 200 juta, ia mengatakan fasilitas itu bisa menghasilkan 35-54 ton emas per tahun.
Dengan asumsi harga emas sekarang US$ 1.700 dolar per troy ounce, maka dengan produksi 35 ton, nilai total yang dihasilkan sekitar US$ 1,8 miliar.
"Kalau produksinya 50 ton, itu sampai 2,7 miliar dolar AS. Jadi bayangkan selama 40 tahun, yang 2 miliar dolar AS itu rata-rata dinikmati negara lain, 70 persen ke Spanyol maupun ke Jepang," kata Airlangga.
<!--more--><!--more-->
Presiden Jokowi meresmikan peletakan batu pertama pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, Jawa Timur, pada hari ini, Selasa, 12 Oktober 2021.
Jokowi menyebut pembangunan smelter di dalam negeri ini merupakan salah satu kebijakan strategis pemerintah terkait industri tembaga setelah Indonesia menguasai 51 persen saham Freeport.
"Ini akan memberikan nilai tambah bagi negara, artinya akan memberikan pemasukan yang lebih tinggi kepada negara, kemudian menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan," ujar Jokowi.
Ia mengatakan banyak yang tidak mengetahui bahwa Indonesia termasuk dalam kategori tujuh negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia. Potensi ini, ujar Jokowi, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
"Jadi, jangan sampai kita memiliki tambang, tapi smelternya ada di negara lain. Nilai tambahnya berarti yang menikmati mereka. Inilah kenapa smelter PT Freeport ini dibangun di dalam negeri yaitu di Gresik," tutur Jokowi.
CAESAR AKBAR | DEWI NURITA
Baca juga: Erick Thohir: Smelter Freeport di Gresik Akan Hasilkan 35 Ton Emas per Tahun