Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Performa Negatif Bursa Amerika dan Asia
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 12 Oktober 2021 12:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Indeks harga saham gabungan atau IHSG ditutup menguat pada perdagangan sesi I, Selasa, 12 Oktober 2021 di tengah performa negatif bursa Amerika Serikat dan Asia. Indeks berada di level 6.495 atau meningkat 0,5 persen dari penutupan awal pekan kemarin, 11 Oktober, di posisi 6.460.
“Bursa Amerika Serikat melemah pada perdagangan semalam. Dow melemah -0,7 persen; begitu juga dengan S&P 500 -0,7 persen; dan Nasdaq -0,6 persen,” tutur tim analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Selasa, 12 Oktober 2021.
Penurunan performa bursa saham Amerika didorong oleh kekhawatiran lonjakan harga minyak. Prospek ekonomi Amerika juga menjadi faktor yang menyebabkan pasar tertekan.
Sama seperti Amerika, Bursa Asia juga menunjukkan pergerakan yang cenderung negatif. Di akhir sesi pertama hari ini, Nikkei terpantau anjlok 1 persen. Sedangkan Shanghai melemah 1 persen; STI 0,6 persen; Hang Seng 1 persen; dan Kospi 1,4 persen.
Di bursa Indonesia, sebanyak 256 saham menguat, 257 melemah, dan 161 stagnan pada sesi pertama perdagangan. Nilai transaksi yang tercatat sepanjang sesi pertama mencapai Rp 11,5 triliun. Di pasar reguler, beli bersih asing mencapai Rp 709,3 miliar. Sedangkan di pasar negosiasi, jual bersih asing sebesar Rp 1,85 triliun.
Saham perusahaan pelat merah, Bank Mandiri (BMRI), menjadi saham yang paling banyak dibeli investor asing di sesi pertama. Nilai transaksi pembelian mencapai Rp 213,6 miliar, diikuti Bank BRI atau BBRI Rp 186,8 miliar; dan Merdeka Copper Gold atau MDKA Rp 64,9 miliar.
<!--more-->
Sementara itu, saham Bank BNI (BBNI) menjadi saham yang paling banyak dilepas asing dengan nilai net sell Rp 73,6 miliar. Posisi itu diikuti Adaro Energy atau ADRO dengan nilai jual Rp 71,4 miliar dan Capital Fianncial Indonesia (CASA) dengan nilai transaksi Rp 63,7 miliar.
Setelah harga batu bara melonjak tajam, saham sektor pertambangan komoditas energi itu menunjukkan pelemahan. Saham Indo Tambangraya melemah 2 persen, Adaro Energy 1 persen, dan Bumi Resources 1 persen.
Sementara itu, indeks sektor infrastruktur menjadi pengungkit tertinggi dengan kenaikan 1,4 persen. Pergerakan ini didorong menguatnya saham sejumlah BUMN Karya, seperti Wijaya Karya yang naik 6,8 persen; Adhi Karya 6,4 persen, dan PT PP 6,3 persen.
Berikut saham pengisi lima besar top gainer dan top loser di sesi pertama ini.
1. Top gainer
- PBSA (+24,6 persen ke Rp 785 per saham)
- KOPI (+24,5 persen ke Rp 710 per saham)
- PANI (+24,4 persen ke Rp 605 per saham)
- INCF (+23,2 persen ke Rp 360 per saham)
- IBST (+19,9 persen ke Rp 7.375 per saham)
2. Top loser:
- DART (-6,9 persen ke Rp 214 per saham)
- HOPE (-6,9 persen ke Rp 108 per saham)
- SWAT (-6,9 persen ke Rp 135 per saham)
- LMSH (-6,8 persen ke Rp 745 per saham)
- ABBA (-6,8 persen ke Rp 408 per saham)
Kemarin, IHSG menutup sesi perdagangan di titik 6.460 atau 0,34 persen lebih rendah dari angka penutupan akhir pekan lalu yang di level 6.482. Nyaris semua indeks sektoral melemah pada perdagangan kemarin.
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Baca: Wanda Hamidah Merasa Ditipu Prudential, Begini Kronologinya