Bitcoin Meroket ke Rp 735,3 Jutaan Diikuti Aset Kripto Lainnya, Apa Sebabnya?

Rabu, 6 Oktober 2021 07:15 WIB

Ilustrasi Bursa Kripto. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Harga Bitcoin kembali meroket pada pagi hari ini, Rabu, 6 Oktober 2021. Situs coingecko.com mencatat harga aset kripto tersebut tembus US$ 51.591,15 atau sekitar Rp 735,3 juta (asumsi kurs Rp 14.253 per dolar AS).

Harga mata uang kripto itu naik 4,2 persen dibandingkan kemarin dan melonjak 22,1 persen selama sepekan terakhir. Selain Bitcoin (BTC), tak sedikit aset kripto lainnya yang ikut melejit seperti Ethereum (ETH), Cardano (ADA), Binance Coin (BNB), Dogecoin (DOGE), Solana (SOL), dan Polkadot (DOT).

Selama 24 jam terakhir, harga Ethereum naik 0,2 persen menjadi US$ 3.524,3 atau sekitar Rp 50,22 juta dan harga Solana naik 0,1 persen menjadi US$ 164,32 atau sekitar Rp 2,34 juta. Sementara harga Dogecoin naik 0,4 persen menjadi US$ 0,25 atau sekitar Rp 3.562.

Arus masuk ke produk investasi berbasis mata uang kripto itu memang terus bertambah selama tujuh minggu berturut-turut. Hal ini terjadi usai investor institusional mendengar sentimen positif dari para regulator.

Data dari Coinshares per 1 Oktober 2021, menunjukkan arus masuk ke aset kripto mencapai US$ 90,2 juta sepanjang minggu lalu, dipimpin oleh Bitcoin yang meraih US$ 69 juta. Selama tujuh pekan terakhir, arus masuk kripto mencapai US$ 390 juta.

Advertising
Advertising

Bila dilihat dalam kurun waktu setahun ini, arus masuk di Bitcoin sebesar US$ 6,1 miliar. Walhasil Bitcoin mencatat kenaikan yang cukup besar dan mencatat aliran masuk minggu ketiga berturut-turut.

Ahli strategi investasi di CoinShares, James Butterfill, menilai kenaikan harga aset kripto ini dipicu oleh terus bertambah kuatnya kepercayaan para investor. “Kami percaya perubahan arah yang menentukan dalam sentimen ini disebabkan oleh meningkatnya kepercayaan pada kelas aset di antara investor dan pernyataan yang lebih akomodatif dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) serta Federal Reserve,” katanya dalam pernyataan tertulis.

<!--more-->

Sebelumnya, Ketua SEC Gary Gensler pada minggu lalu di konferensi Financial Times menegaskan kembali dukungannya untuk dana yang diperdagangkan di platform pertukaran atau bursa Bitcoin yang akan diinvestasikan dalam kontrak berjangka alih-alih mata uang digital itu sendiri.

Segendang sepenarian, sehari setelah itu, Bos Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Reserve, Jerome Powell, dalam sambutannya di depan Kongres, mengatakan pihaknya tidak berniat melarang mata uang kripto.

Adapun penyedia data Blockchain Glassnode, dalam catatan terbarunya pada Senin kemarin, 4 Oktober 2021 menunjukkan bahwa ketika harga Bitcoin menguat dari kisaran perdagangannya yang sempit minggu lalu, sekitar 10,3 persen dari pasokan yang beredar kembali ke keuntungan yang belum direalisasikan.

Di saat yang sama, Ethereum membukukan arus masuk satu minggu lagi dengan total US$ 20 juta. Arus masuk ke Ether, token untuk blockchain Ethereum, mencapai US$ 1 miliar sepanjang tahun ini. Ether terakhir turun 0,4 persen pada US$ 3.403.

Meski begitu, walaupun arus masuk mingguan berturut-turut di seluruh produk kripto, volumenya rendah pada 2,4 miliar minggu lalu, dikutip dari data CoinShares. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan 8,4 miliar pada Mei 2021. Aset yang dikelola di Grayscale dan Coinshares, dua manajer aset digital terbesar, masing-masing naik minggu lalu menjadi US$ 41,1 miliar dan US$ 4,6 miliar.

Pendiri dana lindung nilai aset kripto ARK36, Ulrik K.Lykke, sebelumnya menyatakan, pada kuartal keempat biasanya harga cryptocurrency akan menguat didorong oleh kinerja yang kuat dan ekspektasi tren akan berlanjut tahun ini. "Ada kemungkinan bahwa kita akan melihat tertinggi baru selama kuartal keempat, terutama data on-chain, terutama dalam kasus ini Bitcoin, tampaknya mengindikasikan potensi kelanjutan pasar bullish yang kuat," tuturnya.

Jika keuntungan dipertahankan, menurut dia, Bitcoin akan dapat membukukan persentase kenaikan harian terbesar sejak pertengahan Juni. Koin Ether dan XRP yang lebih kecil, yang cenderung bergerak bersama-sama dengan Bitcoin, masing-masing naik 10,1 persen pada US$ 3.301 dan 8,5 persen pada US$ 1,0326.

RR ARIYANI | BISNIS

Baca: Puji Bitcoin, Investor Miliarder Ray Dalio Punya Kripto Lebih Banyak dari Emas

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

21 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

7 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

7 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

8 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

8 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

9 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

11 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Presiden Jokowi Wanti-wanti Pola Baru TPPU, Gunung Ruang Erupsi Sejumlah Maskapai Batalkan Penerbangan

14 hari lalu

Terpopuler: Presiden Jokowi Wanti-wanti Pola Baru TPPU, Gunung Ruang Erupsi Sejumlah Maskapai Batalkan Penerbangan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan untuk waspada terhadap pola baru tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang berbasis teknologi.

Baca Selengkapnya