4 Tantangan Utama Pelindo Usai Resmi Merger Menurut Supply Chain Indonesia
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 4 Oktober 2021 09:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi memberi empat catatan yang menjadi tantangan Pelindo setelah merger yang dilakukan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), dan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero).
"Pertama, peningkatan dan standardisasi pelayanan di semua pelabuhan Pelindo," ujar Setijadi dalam keterangan tertulis, Senin, 4 Oktober 2021.
Peningkatan layanan tersebut harus didukung standardisasi proses, SDM, dan teknologi dengan sistem informasi yang terintegrasi, baik antar pelabuhan maupun antara pelabuhan dan pengguna.
Kedua, penataan hub dan spoke kepelabuhanan Indonesia dengan tantangan utama mengurangi pelabuhan pintu ekspor-impor. Pembatasan menjadi hanya 2-5 international hub port akan meningkatkan volume barang secara signifkan di beberapa pelabuhan hub itu yang berpotensi menarik pengiriman langsung atau direct call untuk kapal-kapal besar.
Setijadi menyatakan hal itu bisa menjadi strategi penting meningkatkan daya saing pelabuhan Indonesia secara global, termasuk mengalihkan pengiriman yang selama ini melalui Singapura.
"Upaya itu yang harus dibarengi dengan penataan jaringan pelabuhan pengumpan (spoke)-nya bukan hal mudah, namun perlu menjadi prioritas dalam jangka panjang," ujarnya.
<!--more-->
Ketiga, pengembangan sistem transportasi multimoda. Pelindo dapat berperan mendorong integrasi pengiriman barang secara end-to-end dengan melibatkan perusahaan pelayaran dan operator transportasi jalan dan rel untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
Analisis Pelni dan INSA menunjukkan biaya kepelabuhanan sekitar 31 persen dan biaya transportasi laut sekitar 19 persen, sementara biaya transportasi hinterland mencapai sekitar 50 persen.
Keempat, kontribusi terhadap pengurangan kesenjangan perekonomian antar wilayah. Pada tahun 2020, misalnya, distribusi Produk Domestik Bruto masih didominasi wilayah Jawa 58,75 persen dan Sumatera 21,36 persen.
Pelindo diharapkan akan berperan melalui pelabuhan-pelabuhannya di empat wilayah yang berkontribusi terhadap PDB masih rendah, yaitu Kalimantan 7,94 persen, Sulawesi 6,66 persen, Bali-Nusa Tenggara 2,94 persen, dan Papua 2,35 persen.
"Menurut UU No. 19/2003 tentang BUMN, selain mengejar keuntungan, salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN lainnya adalah memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya," kata Setijadi.
Merger keempat Pelindo secara resmi terlaksana pada Jumat pekan lalu, 1 Oktober 2021. Merger itu ditandai dengan penandatanganan akta penggabungan keempat BUMN layanan jasa pelabuhan. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) menjadi surviving entity dengan peleburan ketiga perusahaan persero lainnya tersebut.
Baca: ORI020 Ditawarkan Hari Ini, Keuntungan Investasi Lebih Besar dari Deposito?