Harga Minyak Melejit ke USD 79,28 Kian Mendekati Level Tertinggi dalam 3 Tahun
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 2 Oktober 2021 07:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember naik 97 sen atau 1,2 persen ke level US$ 79,28 per barel dalam kenaikan mingguan keempat. Sementara harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November naik 85 sen ke US$ 75,88 per barel dalam kenaikan minggu keenam.
Adapun untuk minggu ini, kontrak acuan minyak mentah AS melonjak 2,6 persen, sementara harga minyak mentah Brent terangkat 2,7 persen, berdasarkan kontrak bulan depan. Brent meroket lebih dari 50 persen tahun ini dan mencapai rekor tertinggi tiga tahun di US$ 80,75 pada Selasa pekan lalu, 28 September 2021.
Kenaikan harga komoditas itu terjadi di tengah ekspektasi negara-negara eksportir minyak mentah dan sekutunya (OPEC+) bakal mempertahankan kecepatan yang stabil dalam meningkatkan pasokannya.
Adapun OPEC+ akan bertemu pada Senin pekan depan, 4 Oktober 2021. Kelompok negara ini belakangan perlahan mengurangi produksi minyak, walau ada juga sumber yang mengatakan negara-negara tersebut sedang mempertimbangkan meningkatkan produksi.
<!--more-->
Sebelumnya OPEC+ menghadapi tekanan dari konsumen seperti Amerika Serikat dan India untuk memproduksi lebih banyak minyak. Tekanan tersebut dilakukan untuk membantu menurunkan harga karena permintaan minyak telah pulih lebih cepat dari yang diperkirakan di beberapa bagian dunia.
Analis pasar senior di OANDA, Edward Moya, menyatakan, bila OPEC+ tetap pada skenario dan hanya memberikan peningkatan 400.000 barel per hari yang direncanakan pada November, pasar energi akan segera melihat harga minyak US$ 90. Adapun setiap kenaikan produksi yang lebih kecil dari 600.000 barel akan meningkatkan harga.
Sementara itu, kenaikan harga minyak juga dipicu oleh lonjakan harga gas alam secara global mendorong produsen listrik untuk menjauh dari gas. Generator-generator di Pakistan, Bangladesh dan Timur Tengah telah mulai mengganti bahan bakar.
Adapun pada pekan ini perusahaan-perusahaan energi AS menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu keempat berturut-turut karena lebih banyak unit lepas pantai yang dilanda badai kembali beroperasi di Teluk Meksiko. Jumlah rig bertambah 7 menjadi 528 rig dalam seminggu hingga 1 Oktober, tertinggi sejak April 2020, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan dalam laporannya pada Jumat, 1 Oktober 2021.
ANTARA
Baca: Krisis Utang Evergrande Memicu Naiknya Credit Default Swap RI, tapi...