KNKT Klaim Amerika Heran dengan Proses Pencarian Kotak Hitam Sriwijaya Air
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Martha Warta Silaban
Kamis, 30 September 2021 17:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Soerjanto Tjahjono mengklaim Amerika heran terhadap proses pencarian kotak hitam berupa flight data recorder (FDR) dan cokpit voice recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Musababnya proses tersebut melibatkan banyak pihak.
“Kami merasa tanpa kerja sama baik, tanpa bantuan, tugas KNKT mustahil dilaksanakan. Jadi alhamdulillah sampai teman-teman dari Amerika heran kok bisa mengerahkan segini banyak instansi untuk mencari kotak hitam,” ujar Soerjanto dalam acara pemberian penghargaan penemuan black box Sriwijaya Air di Jakarta, Kamis, 30 September 2021.
FDR sebelumnya ditemukan oleh tim SAR gabungan pada 12 Januari 2021 atau tiga hari setelah pesawat mengalami kecelakaan. Sedangkan CVR ditemukan tiga dua bulan kemudian pada 30 Maret 2021.
Proses pencarian CVR memerlukan waktu panjang karena memorinya terlepas dari bagian pelindung dan baterai. CVR juga telah terendam di laut dalam kondisi berlumpur. KNKT mengerahkan berbagai cara untuk mengevakuasi CVR, termasuk melibatkan berbagai pihak, seperti penyelam profesional hingga masyarakat sekitar Kepulauan Seribu.
Menurut Soerjanto, proses pencarian kotak hitam dilakukan menggunakan bantuan teknologi dan kapal yang sederhana. “Kami berusaha hampir setengah putus asa. Namun semua gotong royong sehingga pekerjaan terasa ringan,” ujar dia.
Kotak hitam merupakan bagian penting dalam proses investigasi kecelakaan pesawat. Data dalam kotak hitam akan menunjukkan adanya indikasi masalah yang dialami pilot saat penerbangan berlangsung. Saat ini, KNKT telah mengunduh 79 gigabita data untuk mendukung proses investigasi.
Baca Juga: KNKT Sebut Suara Pilot Sriwijaya Air SJ 182 Tak Terekam di Kotak Hitam