Harga Batu Bara Meroket Tembus Rekor Tertinggi USD 206,25, Apa Saja Penyebabnya?
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 30 September 2021 14:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga komoditas batu bara menembus rekor teratas. Di pasar ICE Newcastle (Australia), harga batu bara mencapai US$ 206,25 per metrik ton atau melonjak 1,63 persen.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, mengatakan posisi harga komoditas ini mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir.
“Sebelumnya, harga batu bara tidak pernah menembus di atas US$ 200 per metrik ton. Pada awal Sep 2021 harga tertinggi mencapai hanya sekitar US$ 150,” ujar Fahmy saat dihubungi Tempo, Kamis, 30 September 2021.
Harga batu bara sepanjang 2021 memang bahkan sempat mengalami penurunan di bawah US$ 100 per metrik ton. Fahmy mencatat harga komoditas mengalami tren kenaikan sejak Agustus 2021.
Ia menjelaskan, penyebab utamanya adalah meningkatnya permintaan Cina dan beberapa negara terhadap batu bara untuk pembangkit listrik. Faktor lainnya, saat ini negara-negara empat musim tengah memasuki musim dingin sehingga menyebabkan permintaan listrik meningkat dan harga batu bara terkerek.
<!--more-->
Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman, berpendapat senada. Ia mengatakan terjadi peningkatan permintaan pengiriman batu bara ke Cina, Jepang, dan Korea Selatan sehingga mempengaruhi harga acuan.
Kebutuhan tertinggi utamanya untuk pembangkit listrik, transportasi, dan penggunaan. Di sisi lain, telah terjadi perbaikan perekonomian di banyak negara sehingga kegiatan industri mulai pulih.
“Kalau gambaran besar memang ekonomi dunia akan mengalami recovery dengan peningkatan vaksinasi setiap negara. Penggunaan teknologi di tengah pandemi juga sangat berpengaruh pada permintaan energi global dan infrastruktur di tingkat global sedang didorong karena sudah mulai ada harapan pemulihan di tengah vaksinasi,” tutur Ferdy.
Ferdy mengatakan peningkatan harga komoditas menjadi berkah bagi Indonesia. Sebab pada awal mula krisis pandemi Maret hingga Desember 2020, harga batu bara tertekan di bawah US$ 50.
Perlahan tetapi pasti, kata Ferdy, harga batu bara terus tumbuh dan dalam lima bulan terakhir mengalami kenaikan. Banyak analis dunia, tutur dia, memproyeksikan dalam dua atau tiga bulan mendatang, harga batu bara akan terus naik.
Baca: Sri Mulyani dan DPR Setujui RUU Pajak, Stafsus Menkeu: Alhamdulillah Puji Tuhan