Harga Batu Bara Meroket Tembus Rekor Tertinggi USD 206,25, Apa Saja Penyebabnya?

Kamis, 30 September 2021 14:01 WIB

Sejumlah truk pengangkut batu bara melintasi jalan tambang batu bara di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Rabu, 7 Juli 2021. Kenaikan tersebut dari harga bulan sebelumnya yang berada pada level 100,33 dolar AS (Rp 1.453 juta) per ton. ANTARA/Bayu Pratama S

TEMPO.CO, Jakarta - Harga komoditas batu bara menembus rekor teratas. Di pasar ICE Newcastle (Australia), harga batu bara mencapai US$ 206,25 per metrik ton atau melonjak 1,63 persen.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, mengatakan posisi harga komoditas ini mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir.

“Sebelumnya, harga batu bara tidak pernah menembus di atas US$ 200 per metrik ton. Pada awal Sep 2021 harga tertinggi mencapai hanya sekitar US$ 150,” ujar Fahmy saat dihubungi Tempo, Kamis, 30 September 2021.

Harga batu bara sepanjang 2021 memang bahkan sempat mengalami penurunan di bawah US$ 100 per metrik ton. Fahmy mencatat harga komoditas mengalami tren kenaikan sejak Agustus 2021.

Ia menjelaskan, penyebab utamanya adalah meningkatnya permintaan Cina dan beberapa negara terhadap batu bara untuk pembangkit listrik. Faktor lainnya, saat ini negara-negara empat musim tengah memasuki musim dingin sehingga menyebabkan permintaan listrik meningkat dan harga batu bara terkerek.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman, berpendapat senada. Ia mengatakan terjadi peningkatan permintaan pengiriman batu bara ke Cina, Jepang, dan Korea Selatan sehingga mempengaruhi harga acuan.

Kebutuhan tertinggi utamanya untuk pembangkit listrik, transportasi, dan penggunaan. Di sisi lain, telah terjadi perbaikan perekonomian di banyak negara sehingga kegiatan industri mulai pulih.

“Kalau gambaran besar memang ekonomi dunia akan mengalami recovery dengan peningkatan vaksinasi setiap negara. Penggunaan teknologi di tengah pandemi juga sangat berpengaruh pada permintaan energi global dan infrastruktur di tingkat global sedang didorong karena sudah mulai ada harapan pemulihan di tengah vaksinasi,” tutur Ferdy.

Ferdy mengatakan peningkatan harga komoditas menjadi berkah bagi Indonesia. Sebab pada awal mula krisis pandemi Maret hingga Desember 2020, harga batu bara tertekan di bawah US$ 50.

Perlahan tetapi pasti, kata Ferdy, harga batu bara terus tumbuh dan dalam lima bulan terakhir mengalami kenaikan. Banyak analis dunia, tutur dia, memproyeksikan dalam dua atau tiga bulan mendatang, harga batu bara akan terus naik.

Baca: Sri Mulyani dan DPR Setujui RUU Pajak, Stafsus Menkeu: Alhamdulillah Puji Tuhan

Berita terkait

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

22 jam lalu

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

Aktivitas tambang ilegal batu bara di Desa Sumbersari, Kutai Kartaanegara, Kalimantan Timur berdampak buruk bagi warga.

Baca Selengkapnya

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

22 jam lalu

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

Doomscrolling mengacu pada kebiasaan terus-menerus menelusuri berita buruk atau negatif di media sosial atau internet, sering untuk waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

2 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

2 hari lalu

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

Untuk jadi negara maju Airlangga sebut pemerintah memproyeksikan ekonomi harus di atas 5 persen

Baca Selengkapnya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

3 hari lalu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Selengkapnya

2024, PTBA Yakin Target Produksi 41,3 Juta Ton Batu Bara Tercapai

3 hari lalu

2024, PTBA Yakin Target Produksi 41,3 Juta Ton Batu Bara Tercapai

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimistis mampu memproduksi batu bara sebesar 41,3 juta ton di tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

4 hari lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

Cerita Pemilik Tanah di Paser Kaltim Terdampak Tambang Batu Bara: Kebun Sawit Tidak Bisa Dipanen

4 hari lalu

Cerita Pemilik Tanah di Paser Kaltim Terdampak Tambang Batu Bara: Kebun Sawit Tidak Bisa Dipanen

Akibat aktivitas tambang batu bara, kebun sawit warga di Paser Kaltim berubah menyerupai pulau. Tak lagi bisa dipanen.

Baca Selengkapnya

Walhi: Rencana Izin Usaha Pertambangan Bagi Ormas Bisa Perparah Kerusakan Lingkungan

5 hari lalu

Walhi: Rencana Izin Usaha Pertambangan Bagi Ormas Bisa Perparah Kerusakan Lingkungan

Walhi mengkritik rencana pemberian izin usaha pertambangan kepada ormas keagamaan bisa picu kerusakan lingkungan lebih berat

Baca Selengkapnya

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

7 hari lalu

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

Prabowo mengatakan dirinya hanya butuh 3-4 tahun untuk menyejahterakan Indonesia. Ini janji Prabowo-Gibran saat kampanye pilpres 2024.

Baca Selengkapnya