PTPN: 4 Juta Ton Impor Gula, PR Besar bagi Indonesia
Reporter
Syaharani Putri
Editor
Martha Warta Silaban
Selasa, 28 September 2021 20:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III Mahmudi mengatakan dalam memenuhi kebutuhan gula dalam negeri, Indonesia masih rajin impor gula.
“Sampai dengan saat ini kita tahu untuk impor gula konsumsi sekitar 1 juta ton, kemudian untuk gula industri sekitar 3 juta ton. Jadi 4 juta ton gula menjadi PR besar bagi kita semuanya," kata Mahmudi dalam webinar secara virtual pada Selasa, 28 September 2021.
Lebih lanjut, ada beberapa hal yang menyebabkan pemerintah rajin mengimpor gula. Pertama, produksi gula secara nasional baru sekitar 2,1 juta ton per tahun. kedua, secara total konsumsi nasional sebesar 5,8 juta-an ton per tahun yang terdiri dari gula konsumsi dan gula kebutuhan produksi.
Pada 2020, menurut International Trade Center 2020, Indonesia adalah negara impor gula terbesar di Indonesia dibandingkan Cina yang berpopulasi melebihi 1,3 miliar orang.
Mahmudi mengatakan tengah berusaha agar menyetop impor gula. Pertama, mengusahakan modernisasi pabrik gula nasional. Kedua, meningkatkan efisiensi serta mentransformasi bisnis gula di Indonesia.<!--more-->
Menurutnya, dengan menyetop impor gula tersebut memiliki beberapa fungsi untuk negara. Pertama, dapat menghemat devisa negara dan menjaga stabilitas harga gula konsumsi. Kedua, meningkatkan kesejahteraan petani dan mewujudkan kemandirian gula konsumsi nasional.
Guna mewujudkan kemandirian gula, kata dia, kemitraan dengan petani adalah salah satu poin penting untuk bisa mendorong kemandirian gula nasional. "Karena petani berada di garda terdepan dalam upaya kemandirian gula nasional," katanya.
Ia juga membeberkan nasib petani tebu. Saat ini, kata dia, rata-rata petani tebu hanya mendapat Rp 3,7 juta per hektare per tahun. Hal tersebut karena total area perkebunan tebu PTPN saat ini hanya 150 ribu hektare dengan produktivitas tebu 67 hektare dan rendemen 7 persen. “Dari situ diperoleh produksi gula sekitar 4,67 ton per hektare atau total sekitar 702 ribu ton,” katanya.
Maka dari itu, ia menargetkan dalam 3 tahun ke depan SHU atau hasil anak usaha pendapatan petani bisa naik menjadi Rp 21,2 juta per hektare. “Kita harus wujudkan kesejahteraan petani,” katanya.
Baca Juga: Gula Cair Dinilai Bisa Menekan Tingginya Ketergantungan Gula Impor