RUPSLB Hari Ini, Bentoel Bahas Soal Hengkang dari Bursa

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 28 September 2021 06:22 WIB

Karyawan sedang mengepak sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin di pabrik Grup Bentoel di Desa Karanglo, Singosari, Malang, Jawa Timur, 5 Agustus 2008. TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Jakarta - Produsen rokok PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA) berencana mengembalikan status dari perusahaan publik, menjadi perusahaan tertutup atau go private dalam waktu dekat. RUPSLB terkait aksi korporasi ini akan dilaksanakan, Selasa, 28 September 2021.

"Kami merujuk kepada pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tertanggal 6 September 2021 terkait dengan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Luar Biasa yang akan diselenggarakan pada Selasa, 28 September 2021 pada pukul 14.00 WIB," kata manajemen dalam keterbukaan dikutip Senin, 27 September 2021.

Perseroan melaksanakan RUPSLB untuk membahas rencana go private ini dengan sejumlah tahapan. Dimulai dengan pengesahan atas penunjukan KJPP Dasa’at, Yudistira dan Rekan sebagai Penilai Independen dan hasil penilaian yang telah dilakukan oleh Penilai Independen.

Selanjutnya, agenda persetujuan perubahan status Bentoel dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup; penghapusan pencatatan (delisting) saham dari BEI.

Kemudian, persetujuan atas perubahan terhadap Anggaran Dasar Perseroan, yang mencakup perubahan status Perseroan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup; dan pemberian wewenang kepada Direksi Perseroan melakukan seluruh tindakan yang diperlukan.

Berdasarkan keterbukaan informasi, 20 Agustus 2021, emiten berkode RMBA ini ingin mengubah status perseroan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup termasuk penghapusan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direksi menyebut jumlah saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham publik saat ini relatif kecil yaitu kurang lebih 7,52 persen dari modal ditempatkan Perseroan. Dengan 7,29 persen dimiliki oleh satu pihak, sehingga hanya 0,23 persen yang dimiliki pemegang saham publik lainnya.
<!--more-->
"Dengan jumlah Pemegang Saham publik saat ini kurang lebih 2.385 Pemegang Saham. Saham Perseroan tersebut tidak secara aktif diperdagangkan dan relatif tidak likuid," urainya, 20 Agustus 2021.

Oleh karena itu, perseroan mengajukan rencana go private dengan alasan-alasan setelah rights issue pada 2016, Perseroan tidak melakukan penggalangan dana (capital raising) dari pasar modal dan tidak ada rencana untuk melakukannya di masa depan.

"Kinerja keuangan Perseroan merugi yang berpengaruh pada kinerja harga saham; Perseroan tidak memberikan dividen kepada pemegang sahamnya setelah tahun buku 2010 dikarenakan posisi Saldo Laba yang negatif," ungkapnya.

Saham Perseroan tidak aktif diperdagangkan di BEI, sehingga relatif tidak likuidnya perdagangan Saham Perseroan, tidak mudah bagi Pemegang Saham untuk melakukan transaksi atas Saham mereka melalui BEI.

Dengan rencana go private, pemegang saham akan memiliki kesempatan untuk menjual kepemilikan saham mereka dengan harga premium terhadap harga pasar. Adapun, harga penawaran yang diberikan sebesar Rp 1.000 per lembar saham adalah harga yang secara signifikan lebih menarik dibandingkan harga penawaran yang disyaratkan dalam POJK No.3/2021 dan Peraturan BEI No.I-I.

Harga Penawaran sebesar Rp 1.000 per Saham dalam Penawaran Tender lebih tinggi 356,21 persen lebih tinggi dari harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di BEI dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum pengumuman rencana go private yaitu Rp 281 per Saham.
<!--more-->
Saham RMBA bertengger di level Rp 306 sejak Agustus 2021. Artinya, harga penawaran buyback lebih tinggi dibandingkan harga pasar. "Perseroan telah menyampaikan surat kepada BEI pada 5 Agustus 2021 mengenai Permohonan Suspensi Perdagangan Saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk. yang memuat rencana Perseroan untuk melakukan Go Private dan delisting," ungkap direksi.

Pada tanggal bursa berikutnya, BEI melalui pengumuman No.Peng-SPT-00008/BEI.PP1/08-2021 memutuskan mengabulkan penghentian sementara perdagangan Saham Perseroan di BEI, yang dilakukan terhitung sejak sesi pertama perdagangan efek hari Jumat, 6 Agustus 2021 hingga pengumuman lebih lanjut.

Perseroan yang tidak memberikan dividen ke pemegang saham setelah tahun buku 2010 karena posisi saldo laba negatif, menjadi salah satu alasan manajemen RMBA untuk go private.

Berdasarkan kinerja keuangan perseroan pada semester I 2021, produsen rokok dengan jenama Dunhill ini membukukan penurunan penjualan 36,3 persen selama semester I 2021. Perseroan membukukan penjualan Rp 4,84 triliun, turun dari Rp 7,59 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Selama paruh pertama 2021, perseroan mencatatkan penurunan beban pokok penjualan 32,3 persen menjadi Rp 4,38 triliun, dari Rp 6,48 triliun secara tahunan atau year on year (yoy). Laba kotor perseroan pun tercatat turun 59,4 persen, dari Rp 1,11 triliun di semester I 2020, menjadi Rp 451 miliar di semester I 2021.

Akan tetapi, RMBA tercatat berhasil menurunkan pos beban penghasilan operasi 70,7 persen menjadi Rp 336 miliar di semester I 2021, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,147 triliun.

Dengan kinerja tersebut, RMBA tercatat mampu membalikkan rugi usaha dari Rp 36 miliar di paruh pertama tahun lalu, menjadi laba usaha Rp 115 miliar di enam bulan pertama tahun ini. Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan pun menyusut menjadi Rp 28,9 miliar, dari Rp 165,4 miliar secara tahunan.

Sepanjang enam bulan pertama 2021, perseroan mencatatkan penurunan jumlah aset menjadi Rp 10,6 triliun, dari Rp 12,4 triliun per 31 Desember 2020. Jumlah liabilitas RMBA per 30 Juni sebesar Rp 4,94 triliun, turun dari Rp 6,75 triliun di akhir 2020.

Sementara jumlah ekuitas Bentoel tercatat relatif tetap, yaitu senilai Rp5,72 triliun di paruh pertama 2021, dari Rp5,7 triliun di akhir 2020.

Baca juga: Bentoel Bersiap Tinggalkan Bursa setelah Listing Sejak 1990

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

4 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

4 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

4 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

6 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

7 Alasan Resign Mendadak yang Tepat dan Tetap Profesional

8 hari lalu

7 Alasan Resign Mendadak yang Tepat dan Tetap Profesional

Ada beberapa alasan resign mendadak yang bisa Anda gunakan saat ingin mengundurkan diri. Pastikan Anda mengkomunikasikan dengan HRD.

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

10 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

10 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya