Gubernur The Fed: Tapering Bisa Dimulai November Tahun Ini sampai Medio 2022

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 23 September 2021 06:56 WIB

Jerome Powell. REUTERS/Joshua Roberts

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed dapat memulai pengurangan program pembelian obligasi atau tapering pada November tahun ini dan menyelesaikan prosesnya pada pertengahan 2022.

Powell, yang menjelaskan langkah pertama bank sentral AS untuk menarik dukungan pandemi darurat untuk ekonomi, mengatakan kepada wartawan bahwa tapering bisa dilakukan segera setelah pertemuan kebijakan berikutnya.

Rencana tapering ini mengacu pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed selanjutnya pada 2-3 November 2021.

Namun, ia mengungkapkan tetap membuka kemungkinan untuk menundanya lebih lama jika diperlukan.

Powell juga menekankan bahwa tapering bukanlah sinyal langsung mengenai waktu kenaikan suku bunga. "Waktu dan kecepatan pengurangan pembelian aset yang akan datang tidak akan dimaksudkan untuk membawa sinyal langsung mengenai waktu kenaikan suku bunga," katanya usai pertemuan FOMC, Rabu, 22 September 2021.

The Fed juga menerbitkan proyeksi kuartalan terbaru yang menunjukkan para pejabat saat ini berbeda pendapat secara imbang mengenai rencana untuk mulai menaikkan suku bunga acuan pada tahun depan. Sikap ini cenderung hawkish, karena pada Juni, proyeksi median anggota FOMC menunjukkan tidak ada kenaikan suku bunga acuan hingga 2023.

"Kami melihat Fed yang semakin hawkish," ungkap kepala ekonom Grant Thornton LLP, Diane Swonk kepada Bloomberg setelah pidato Powell.

Dalam rapat kebijakan yang berakhir hari ini, FOMC memutuskan mempertahankan kisaran suku bunga acuan pada 0 – 0,25 persen dan melanjutkan program pembelian obligasi dan sekuritas berbasis hipotek senilai US$120 miliar per bulan.

The Fed juga merilis proyeksi suku bunga acuan untuk 2024 untuk pertama kalinya, dengan median menunjukkan suku bunga acuan mencapai 1,8 2024 pada akhir tahun itu. Median untuk tahun 2023 juga naik menjadi 1 persen dari 0,6 persen dalam proyeksi Juni. Tingkat pengangguran AS turun menjadi 5,2 persen pada Agustus, jauh di bawah puncak April 2020 sebesar 14,8 persen. Namun, angka tersebut masih berada di atas level sebelum pandemi sebesar 3,5 persen pada Februari 2020.

Baca juga: 3 Alasan Bos BI Yakin Dampak Tapering Lebih Rendah dari Taper Tantrum 2013

Advertising
Advertising

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

23 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

7 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

7 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya